Membangun Tambak Udang Ramah Lingkungan Bikin Untung
"Nilai ekonomis udang begitu tinggi nan menjanjikan sehingga banyak yang tertarik membudidaya. Namun tentunya harus memperhatikan lingkungan agar tidak tercemar."
Jagadtani - Di tengah tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pangan global dan menjaga keseimbangan ekosistem, pembangunan tambak udang yang tidak hanya menguntungkan namun juga ramah lingkungan menjadi suatu keharusan. Para pengusaha tambak kini semakin memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pengelolaan bisnis mereka.
Salah Satunya Rahmat Fauzi yang sudah memulai bisnis tambak udang sejak dua tahun yang lalu, berawal dari teman-teman seperjuangannya di Padang yang sudah membuka bisnis tambak udang, membuat Rahmat Fauzi tergiur untuk ikut menjalani bisnis tambak udangnya sendiri.
Walaupun ada resiko yang berat dari tambak udang ini, ia menjelaskan bahwa penghasilan dari bisnis tambak udang ini cukup menjanjikan. Ia juga menjelaskan bahwa konsumen utama produk tambak udangnya adalah PT atau perusahaan untuk udang dengan ukuran besar, sementara untuk udang ukuran kecil, mereka menjualnya langsung kepada warga lokal yang akan dijual kembali di pasar.
Setelah menjalani bisnis tambak udang yang sudah berjalan selama dua tahun, selain sudah meraup keuntungan dari bisnis ini, Rahmat Fauzi juga tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti kelestarian lingkungan.
“Untuk kelastariannya sih yang harus dijaga dari petambak udang itu adalah biasanya IPAL. IPAL merupakan untuk pembuangan, jadi air-air kotor dari kotoran udang itu biasanya kita sedot dikumpulkan di IPAL baru nanti disaring lalu air-air kotornya yang mengalir ke laut jadi lumpurnya tertanam di IPAL tapi air-airnya tetap mengalir pembuangnya ke laut berarti lumpurnya bisa dibilang aman, jadi sisa lumpur bekas kimia biasanya mengendap di IPAL yang kita buat, baru airnya itu tersaring ke muara dari muara baru masuk ke laut.” Ucap Rahmat Fauzi.
Dilansir dari efishery.com, IPAL atau singkatan dari Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah bangunan air yang berfungsi untuk mengolah air buangan yang berasal dari kegiatan pembesaran udang.
Rahmat Fauzi juga menjelaskan tentang pertimbangan dalam memilih lokasi tambak udangnya yaitu berada di jarak 100 sampai 150 meter dari pinggir laut.
Diakhir wawancara Rahmat Fauzi memberikan saran kepada para pembisnis tambak udang untuk tetap menjaga kelestariaan alam dengan memaksimalkan adanya IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan baik. “Untuk IPAL itu, bagaimana caranya kita harus buat sebesar mungkin agar bisa menyaring kotoran, lumpur dan zat-zat kimia yang ada di dalam kolam kita sedot ke dalam IPAL lalu disaring lagi di muara, jadi yang masuk ke laut itu hanya air saja. Sedangkan kotorannya mengendap di dalam IPAL. Jadi, dengan begitu kelestarian laut tetap terjaga dan tambak udang kita bisa berjalan dengan lancar.” Ucapnya.