• 21 November 2024

Buka Sekolah Petani Milenial, Ingatkan Generasi Muda

uploads/news/2024/05/buka-sekolah-petani-milenial--57053b7726452fc.jpg

"Tidak banyak generasi muda yang tergerak pada sektor pertanian, padahal bisnis masih ladang basah nan menggiurkan. Keberhasilan pada sektor pertanian telah dirasakan oleh pemuda asal Magelang hingga dirinya tergerak mendirikan sekolah petani milenial."

Jagadtani - Pria asal Magelang yang bernama Rayndra Syahdan Mahmudin telah sukses mengikuti perlombaan dan diangkat menjadi manusia modern sebagai konsepnya hingga ditunjuk. Duta Petani Milenium Kementerian Pertanian RI.

Sejak tahun 2016, Rayndra telah menerima dukungan sebesar Rp30 juta dari Program Pertumbuhan Petani Muda Kementerian Pertanian. Bantuan tersebut diberikan sebagai modal untuk perusahaan kambing dan domba.

“Saya salah satu penerima manfaat program Kementerian Pertanian saat itu”, kata Rayndra dalam pertemuan di Dusun Semen, Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo. Kabupaten Magelang.

Ini merupakan kesempatan terbaik baginya untuk menggeluti bidang pertanian khususnya peternakan. Rayndra merupakan lulusan SMKN 1 Ngablak jurusan pertanian, kemudian melanjutkan studi S1 di Universitas Ilmu Terapan Yogyakarta-Magelang jurusan peternakan. .

"Alasan saya memilihnya karena saya berada di lingkungan pertanian, saya dari SMKN 1 Ngablak jurusan pertanian, S1, juga di Sekolah Tinggi Profesi Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang jurusan peternakan, dan juga gelar master di bidang peternakan. bidang pertanian, " lanjutnya.

Pilihannya tidak berhasil. penghalang Pemuda kelahiran Magelang pada 29 November 1995 ini justru mendapat tentangan dari keluarganya. Karena dunia pertanian atau peternakan dianggap kurang menguntungkan. Namun kendalanya cukup besar di lingkungan keluarga itu sendiri. Banyak orang yang tidak percaya bahwa bisnis pertanian itu menguntungkan.

"Namun saya berusaha membuktikannya dan alhamdulillah bisnis peternakan saya. berjalan dengan baik dan berkembang dengan cepat,” lanjutnya.

Untuk alasan yang serius, peternakan kambing dan domba miliknya berkembang pesat. Saat ini kabupaten Pakis memiliki tujuh kandang dengan total kapasitas 1.100 ekor yang tersebar di dua lokasi, satu lokasi di kota Tegalrejo, satu lokasi di Grabag, dan satu tempat di Borobudur.

"Selama manusia masih ada, dunia ini pasti membutuhkan pangan dan pangan tidak lepas dari sektor pertanian. “Jadi saya sangat yakin sektor pertanian ini menguntungkan,” ujarnya.

 

Penerapan Sistem Peternakan Sapi Modern

Keberhasilan sapi Rayndra tidak lepas dari sistem modern yang diciptakan. Dimulai dengan menawarkan pakan kering sebagai pengganti serat rumput, sehingga tidak perlu menggali atau mencari rumput di peternakan. Peternakan Cipta Vis kami saat ini memiliki tujuh kandang dengan kapasitas 1.100 ekor hewan. Dan tempat kami beternak sapi tanpa menggali . atau beternak sapi dengan pakan kering misalnya perkebunan. Jadi limbah ternak dijadikan pupuk pohon kelapa, sehingga di desa dikenal dengan perkebunan kelapa organik.

Kami bisa memproduksi gula semut. Perhatikan bahwa akhir dari pemuliaan adalah awal dari pertanian, dan akhir dari pertanian adalah awal dari pemuliaan. “Harus diikuti,” jelasnya.

Selain sistem modern, Rayndra juga membuka Millennium Rural School dan membuka magang yang gratis bagi siapa saja yang ingin belajar.

"Semuanya gratis." Milenium. Sekolah Tani memiliki 2.870 orang dan 320 peserta magang, mungkin akan terus bertambah,” imbuhnya.

Mudah-mudahan generasi milenial bisa mulai terjun ke dunia pertanian dan peternakan. Dengan sebagian besar petani kini berusia di atas 45 tahun, peran para petani dibutuhkan generasi milenial untuk mengembangkan kepemimpinan yang benar-benar baik “Pertanian itu maju, modern dan keren. “Ini merupakan salah satu cara untuk melawan krisis pangan, karena bangsa yang menang adalah bangsa yang mampu menciptakan pangannya sendiri,” tegas Rayndra. (Minggu/Ul, Diskinfo Jawa Tengah).

Ia mengapresiasi, saat ini sebenarnya banyak masyarakat yang ingin masuk ke sektor pertanian, namun tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi di antara mereka sendiri. Ia berharap dapat menggabungkan generasi milenial untuk terjun di bidang pertanian dan peternakan. Dengan sebagian besar petani yang kini berusia di atas 45 tahun, peran generasi milenial sangat diperlukan.

Ia menilai industri pertanian, khususnya generasi milenial, masih dipandang sebelah mata. Rayndra memutuskan menjadi petani karena ingin mengeksplorasi kemungkinan yang ada di desanya. Bahkan keinginan tersebut ditolak karena dianggap kurang menguntungkan. “Selama manusia ada di dunia ini, tentu mereka membutuhkan pangan, dan pangan tidak bisa lepas dari sektor pertanian.” Jadi saya sangat yakin bahwa sektor pertanian ini menguntungkan. . ,” tegasnya

Related News