• 22 November 2024

Ibu Negara Lakukan Transpalansi Karang di Sekotong

uploads/news/2024/06/ibu-negara-lakukan-transpalansi-730096e691e9914.jpg

Rehabilitasi dan menjaga ekosistem Kelautan dilakukan dengan melakukan transplantasi karang dan melepasliarkan ratusan tukik di Pantai Elak-Elak Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kegiatan tersebut dilakukan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), dan juga melibatkan puluhan siswa siswi di Sekotong.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo yang mendampingi Ibu Negara menjelaskan rehabilitasi karang merupakan salah satu bentuk komitmen KKP untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang yang rusak khususnya di wilayah Lombok Barat. 

“Rehabilitasi karang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bibit karang untuk rehabilitasi ekosistem terumbu karang yang rusak sekaligus mendorong adanya wisata bahari, edukasi dan penelitian,” jelas Victor. 

Lebih jauh Victor pun menerangkan bahwa Pantai Elak-Elak merupakan salah satu dari 10 lokasi Coral Stock Center (CSC) di Indonesia yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Perikanan KKP. Lokasi CSC Elak-Elak berada di zona pemanfaatan terbatas dalam Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Gita Nada dengan kondisi tutupan karang yang buruk, yaitu kurang dari 10 persen.

Sementara, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar di lokasi transplantasi karang mengungkapkan CSC di Pantai Elak-Elak dibuat pada tahun 2021 untuk merehabilitasi habitat ekosistem terumbu karang yang kritis sekaligus menjadi destinasi eko-edu-wisata berbasis masyarakat. Lokasi CSC Elak-Elak juga telah memiliki Konfirmasi Kesesuaian Ruang Laut (KKRL).

“Hingga tahun 2024, di Coral Stock Center Elak-Elak telah tertanam/dilakukan transplantasi lebih dari 2.000 bibit karang jenis dominan Acropora spp pada 7 jenis media transplantasi, yaitu rak besi meja, rak besi gantung, pohon paralon, 10 unit roti buaya, 47 unit jaring laba-laba, 97 unit balok MARS, dan 3 unit patung ikonik penyu,” urai Getreda. 

CSC Elak-Elak yang luasannya mencapai 1 hektar dibuat dengan pendekatan Pentahelix, yang melibatkan unsur pendidikan/Academic (A), Swasta/Business (B), Masyarakat/Community (C) Pemerintah/Government (G), Publikasi/Media (M) atau dikenal sebagai ABCGM meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Universitas Mataram, Universitas Brawijaya, SMK 2 Sekotong, SD 3 Sekotong di Desa Pesisir Emas, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) di wilayah setempat dan Komunitas Penyelam Nusa Tenggara Barat (Kapela NTB).

Getreda juga menyebutkan pada Juni 2024 pihaknya akan menambah 100 unit jaring laba-laba, 50 balok MARS dan 3 unit patung ikonik yaitu ikan nemo, kuda laut, dan Banggai Cardinal Fish/BCF pada CSC Elak-Elak. Upaya ini diharapkan menjadi salah satu kontribusi besar dalam upaya pemulihan ekosiatem terumbu karang, berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, serta media pembelajaran bagi generasi mendatang.

Di akhir kegiatan, Ibu Negara bersama 30 siswa SD Negeri 3 Sekotong juga melepasliarkan 300 ekor tukik dari jenis penyu lekang dan penyu sisik. 

“Ini adalah komitmen KKP dalam menjaga kelestarian penyu di alam. Penyu merupakan indikator kesehatan laut. Semakin banyak penyu di laut maka laut akan semakin sehat. Mari kita bersama-sama jaga dan lestarikan penyu untuk kesehatan laut kita,” ujar Victor sekaligus menutup rangkaian kunjungan kerja IBN di Lombok Barat.

Sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, rehabilitasi ekosistem terumbu karang serta menjaga kelestarian lingkungan laut dan pesisir menjadi salah satu upaya yang terus dilakukan dalam pengelolaan kelautan dengan prinsip mengedepankan ekologi sebagai panglima, agar keberlanjutan ekologi dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat hingga generasi yang akan datang.

Related News