Budidaya Kopi Mbajing Di Perbukitan Menoreh Yogyakarta
Kopi dari Menoreh ditanam sejak masa kolonial. Masing-masing area punya kopi dengan karakter berbeda hingga 20 jenis dari 20 dusun. Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga memiliki komoditas kopi yang cukup unik.
Perkebunan ini telah ada sejak zaman kolonial kopi yang ditanam di perbukitan Menoreh, Kecamatan Samigaluh memiliki rasa khas.
Salah satu pengelola kopi Mbajing, Kastoyo (65) mengaku sudah bertani kopi mbajing selama 15 tahun lamanya, karena tanah perbukitan menoreh ini sangat cocok untuk membudidayakan kopi mbajing, dikarenakan tanah pegunungan sangat cocok untuk bertani.
“Awal mula saya bertani kopi ini, karena meneruskan keluarga saya yang membudidayakan kopi Mbajing disisini, dan juga banyak yang ambil dari kami untuk memesan kopi bahkan sebelum panen di bulan agustus itu sudah banyak yang pesan untuk di antar ke mereka kalau sudah panen” ungkapnya Sabtu (01/06).
Kastoyo sendiri merupakan petani yang meneruskan kebun kopi Mbajing milik keluarga. Dia juga tidak takut akan ada resikonya untuk masalah panen kopi tersebut di karenakan kopi tidak akan pernah mati. Dan untuk panen kopi Mbajing ini adalah 1 tahun sekali setiap bulan Agustus.
Banyak keresahan petani mengenai hasil panen yang gagal di karenakan adanya hama ataupun karna kondisi cuaca yang buruk sangat mengganggu benak setiap petani. Tetapi Kastoyo sendiri tidak menghiraukan hasil panen dikarenkan beberapa faktor tersebut. “Kalau saya merasa itu semua sudah resiko kami sebagai petani, gagal tidak begitu sedih atau tidak begitu susah karna itu sudah sebuah resiko kami, sudah biasa” jelasnya.
Selama 15 tahun sebagai petani kopi mbajing, kastoyo sudah banyak menerima pesanan dari berbagai kota seperti Bandung, Jakarta, dan berbagai kota lainnya. Dengan cara mengirim biji kopi dan bubuk kopi kepada konsumen yang sudah memesan sebelum masa bulan panen kopi Mbajing dimulai.