• 22 November 2024

Mengatasi Embun Tepung pada Rambutan

uploads/news/2020/03/mengatasi-embun-tepung-pada-867115497995962.jpg

“Sejak lima sampai sepuluh tahun terakhir buah rambutan di berbagai daerah terserang berat penyakit embun tepung. Bahkan, serangan penyakit embun tepung ini telah mencapai tingkat epidemi.”

JAKARTA - Rambutan merupakan buah yang banyak tumbuh di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia. Buah dengan ciri khas rambut yang tumbuh di sekeliling kulit itu, kini sedang memasuki musimnya. Buah ini juga mengandung sejumlah nutrisi, seperti vitamin C, tinggi serat, zat besi, fosfor, protein, dan mineral. Jika Sahabat Tani mengkonsumsi 5-6 buah rambutan, Sahaat Tani bisa memenuhi kebutuhan vitamin C sebesar 50%. Buah yang bernama latin Nephelium lappaceum memiliki rasa yang manis dan menyegarkan bila matang sempurna. Di musim rambutan seperti ini, tentu akan dapat dengan mudah menemukannya di pasar hingga supermarket. Buah rambutan juga memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi.

“Namun, sejak lima sampai sepuluh tahun terakhir buah rambutan di berbagai daerah terserang berat penyakit embun tepung. Bahkan, serangan penyakit embun tepung ini telah mencapai tingkat epidemi,” kata Sahlan, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), dalam keterangan resmi Balitbangtan, Selasa (3/3).

Baca juga: Kertaji, Varietas Baru Jeruk Keprok

Bahkan, lanjutnya, serangan penyakit embun tepung ini telah mencapai tingkat epidemi. Namun demikian, sampai saat ini secara kuantitas belum diketahui secara pasti berapa kerugian akibat serangan penyakit embun tepung ini. Yang jelas, penampilan buahnya setelah matang sangat tidak menarik karena rambut-rambutnya menjadi pendek dan cenderung gundul.

“Penyebab penyakit ini yaitu jamur spesies Oidium sp. Karena jamur ini diduga hanya menyerang tanaman rambutan, maka diberi nama O. nephelii nov.sp. Hadiwijaya. Jamur ini merupakan parasit obligat, artinya tidak dapat dibiakkan pada media nutrisi buatan. Jamur O. nephelii nov.sp. Hadiwijaya menghasilkan miselium yang hanya tumbuh pada permukaan jaringan tanaman, tidak pernah menyerang jaringan itu sendiri,” jelasnya.

Baca juga: Rahasia Melebatkan Tanaman Lengkeng

Mereka (jamur O. nephelii nov.sp. Hadiwijaya), menurut Sahlan, mendapatkan nutrisi dari tanaman dengan membentuk haustoria yang masuk ke dalam sel-sel epidermis organ tanaman. Pada permukaan tanaman, miselium menghasilkan konidiofor yang pendek ukurannya. Setiap konidiofor menghasilkan rantai konidia yang berbentuk telur yang mudah disebarkan oleh angin.

“Jamur ini terutama menyerang bagian vegetatif dan reproduktif yang masih muda dan aktif tumbuh (tunas, bunga dan buah), sementara daun dan buah yang sudah tua tidak terserang,” katanya.

Gejala penyakit pada buah pertama kali ditunjukkan dengan adanya butir-butir menyerupai tepung berwarna putih menyelimuti permukaan bunga, buah, tunas, maupun daun-daun muda. Infeksi penyakit awal pada buah akan menyebabkan perkembangan buah menjadi lambat, berubah bentuk, nekrosis dan rambut-rambut buah menjadi memendek. Akibatnya buah yang terserang embun tepung akan berubah warnanya menjadi kecoklatan.

“Penyakit embun tepung dapat menyerang tanaman di pembibitan sepanjang tahun. Hal ini disebabkan karena biasanya bibit di pembibitan diberi naungan sehingga kelembaban relatif berkisar 71-81%. Dalam ruangan laboratorium, spora yang matang mampu berkecambah tinggi yaitu 76-100% ketika disimpan selama satu sampai tiga hari dalam wadah kering,” ungkapnya.

Cara Pengendalian

Menurut Sahlan, untuk saat ini, jamur embun tepung merupakan salah satu kelompok penyebab penyakit yang paling banyak tersebar dan merusak pertanaman rambutan di seluruh dunia seperti Sri Langka, Thailand, Malaysia, Philipina dan Indonesia. Karena itu Departemen Perdagangan Amerika mawajibkan eksportir yang akan mengekspor buah segar rambutan ke Amerika selain melampirkan sertifikat phytosanitary juga harus menyertakan deklarasi tambahan yang menyata-kan bahwa kiriman telah diperiksa dan bebas dari penyakit embun tepung O. Nephelii.

“Beberapa upaya pengendalian penyakit embun tepung dapat dilakukan kultur teknis untuk mengurangi kelembaban kebun dan pohon. Caranya, potong dan buang cabang-cabang air, cabang-cabang yang sudah tua dan mati, sisa-sisa tangkai buah setelah panen, dan juga membersihkan gulma yang tumbuh di bawah dan sekeliling pohon,” jelasnya.

“Secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara penyemprotan tanaman pada saat bunga mekar maupun pada saat terjadinya petunasan daun dengan fungisida yang mengandung senyawa sulfur (kontak) atau chlorothalonil (kontak) atau Hexaconazole (sistemik). 

Related News