PIT Jaga Potensi Perikanan Laut Maluku
"Penangkapan ikan terukur dilakukan menjadi langkah dalam menjaga ekosistem kelautan. Termasuk di laut Maluku ya g memiliki potensi perikanan sangat besar.
Jagadtani - Laut Maluku, bagaikan harta karun terpendam dengan potensi perikanan yang luar biasa. Perairannya yang luas, terbentang sepanjang 92% dari total wilayah Maluku, menyimpan kekayaan hayati lau yang tak ternilai.
Hal tersebut menjadikan sumber pendapatan utama masyarakat maluku terletak di sektor perikanan, dikarenakan tingginya sumber daya perikanan disana.
Namun, dengan tingginya sumber daya perikanan di Maluku masih saja ditemukan banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya kebijakan terkait pengelolaan perikanan. Sehingga banyak ditemukan kapal dari luar Kepulauan Maluku seperti Pulau Jawa yang ditemukan berlayar di Laut Maluku untuk memanfaatkan sumber daya perikanan di Laut Maluku.
Melihat permasalahan terkait sumber daya perikanan yang terjadi di laut Maluku, sehingga berakibat kepada sebagian besar masyarakat Maluku. Sakti Wahyu Trenggono selaku Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menjabat saat ini. Menteri KKP membuat sebuah program kebijakan terkait sumber daya perikanan yaitu Penangkapan Ikan Terukur (PIT).
Dilansir dari Detiknews.com, “PIT merupakan salah satu kebijakan prioritas Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono guna menjaga kelesterian sumberdaya ikan dengan tetap mengoptimalkan manfaat ekonomi dan sosial bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan. Artinya, PIT memiliki tujuan untuk mempertahankan ekologi dan menjaga biodiversity, meningkatkan pertumbuhan ekonomin wilayah, dan kesejahteraan nelayan”.
Menteri Kelautan dan Perikanan menjadikan Maluku, tepatnya Kota Tual dan Kepulauan Aru sebagai lokasi pelaksanaan modeling program Penangkapan Ikan Terukur, (3/6). Berbagai infrastruktur telah disiapkan dalam proses pelaksanaan modeling PIT, yakni pengawasan pergerakan kapal berbasis satelit, aplikasi e-PIT, penguatan sumber daya manusia (SDM), hingga ekosistem industri hilir perikanan.
Dilansir dari Viva.co.id “TB Haeru Rahay selaku Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP menyatakan, dalam proses implementasi model PIT total ada sebanyak 187 kapal kini telah disinergikan untuk menjaring dan menyetor ikan di Tual dan Kepulauan Aru. Tidak seperti yang sebelumnya dilakukan yaitu menyetor ikan ke zona 6 Jakarta”.
Sakti Wahyu Trenggono selaku Menteri Kelautan dan Perikanan, berharap besar pertumbuhannya bisa sampai 5 hingga 6 kali. Dikarenakan produktivitas, pengolahan, pengembangannya, dan tenaga kerjanya bisa diambil dari sini wilayah Tual dan Aru, agar lebih efektif secara ekonomi.
Sumber
https://www.viva.co.id/militer/militer-indonesia/1719729-menteri-kkp-luncurkan-program-pit-di-tual-danrem-binaiya-siap-dukung-demi-kesejahteraan-nelayan?page=2
https://gakorpan.com/berkunjung-ke-maluku-menteri-kkp-di-dampingi-danlantamal-ix-tinjau-program-transformasi-tata-kelola-perikanan-nasional-di-tual-dan-aru/
https://news.detik.com/berita/d-7367766/mengenal-pit-kebijakan-menteri-kp-buat-tingkatkan-kesejahteraan-nelayan
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/06/03/penangkapan-ikan-terukur-untuk-memajukan-perikanan-maluku
https://money.kompas.com/read/2024/06/03/200000526/kota-tual-dan-kepulauan-aru-jadi-lokasi-modeling-penangkapan-ikan-terukur-kkp