• 22 November 2024

Pangan Bagian Penting Bagi Peternak Dan Penjual Ayam Potong

uploads/news/2024/06/kemandirian-pangan-solusi-bagi-21594239064fc16.jpg

Kemandirian Pangan memiliki perbedaan dengan Ketahanan Pangan. Namun keduanya memiliki fungsi sama yaitu sebuah sumber utama yang diperuntukkan memenuhi dan mencukupi kebutuhan primer yang ada di dalam negeri.

Kemandirian pangan mensyaratkan kemampuan hasil produksi dari dalam negeri itu sendiri, sedangkan ketahanan pangan tidak mempersoalkan sumber utama pasokan pangan. Bisa jadi sumber berasal dari dalam negeri atau hasil dari impor.

Kemandirian pangan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan adalah "Kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

Sedangkan Ketahanan pangan merupakan kemampuan suatu negara dalam memastikan ketersediaan pangan yang dapat mencukupi kebutuhan untuk seluruh penduduknya secara berkelanjutan. Hal ini tentunya melibatkan beberapa aspek, yaitu produksi, distribusi, akses jaringan dan konsumsi pangan. 

Dengan memperhatikan semua aspek tersebut, peternakanan mendapatkan peran penting dalam memastikan kemandirian pangan dan ketahanan pangan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Contohnya seperti memenuhi kebutuhan pangan hewani namun disertai dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan hewan serta adanya ketersediaan ekonomis.

Supri adalah salah satu peternak dan penjual ayam potong yang masih bertahan hingga saat ini. Namun di sisi lain kenaikan harga pangan di Indonesia sempat mengalami lojakan yang signifikan, salah satunya adalah ayam potong. Hal ini tentunya dirasakan oleh peternak ayam sekaligus penjual ayam potong yang berlokasi di Jl. Kemandoran Pluis, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Selaku peternak dan sekaligus penjual menyebutkan daging ayam potong sempat mengalami kenaikan, namun untuk saat ini penjualan masih terbilang stabil, namun ia memiliki kecemasan jika harga ayam terus meningkat maka penjualan juga akan ikut menurun. Pasalnya konsumen sudah mulai mengeluh akan kenaikan harga ayam tersebut.

“Harga naik sudah seminggu ini mbak, biasanya Rp 30.000 - Rp 35.000 sekarang sudah Rp 40.000/ekor, kalau untuk penjualannya sendiri sih alhamdulillah masih normal aja mbak, tapi pembeli udah mulai mengeluh kok naik sih harganya, saya cuma bisa jawab dari sananya udah lagi pada naik." ucapnya.

Kenaikan harga daging ayam memiliki dampak besar bagi para konsumen. Hal tersebut bisa menjadi beban secara finansial, terutama kepada keluarga dengan pendapatan terbatas. Dengan kenaikan harga daging ayam mengakibatkan perubahan seperti halnya dalam pola makan, dimana konsumen mungkin beralih ke sumber protein lain yang lebih terjangkau. 

Pak Supri mengatakan kenaikan harga ayam juga disebabkan karena harga pakan yang melonjak. Ia berpendapat, masyarakat bisa beralih ke bahan baku lauk yang lebih murah dibanding daging ayam. 

“Sebenarnya harga daging ayam naik karena biaya pakannya juga sedang naik mbak, kebetulan saya ini juga peternak kecil-kecilan jadi tau, jadi kalau seperti ini terus biasanya mereka lebih memilih masak bahan baku lauk yang lebih murah. Kalau harga ayam sedang naik, biasanya pembeli saya tukang-tukang sayur, warga sekitar dan pesanan aplikasi online itupun karena langganan”

Bagi peternak atau pun penjual, kenaikan harga pangan seperti ayam potong ini mungkin dapat dilihat sebagai kesempatan untuk meningkatkan keuntungan. Namun, juga perlu terus mempertimbangkan dampak yang dirasakan terhadap kesejahteraan konsumen dan bisnis mereka dalam jangka panjang. Terlalu banyak menaikkan harga dapat mengurangi permintaan dan daya beli konsumen yang akan merugikan penjual itu sendiri. Oleh karena itu, penjual berharap pemerintah bisa bekerja sama dalam mengelola kenaikan harga bahan baku untuk memastikan keseimbangan bagi penjual dan juga konsumen.

Related News