• 22 November 2024

Pupuk Kaltim Dorong Pemanfaatan Kompos Demi Pertanian Berkelanjutan

"Penggunaan kompos sebagai pengganti pupuk kimia merupakan solusi dalam tata kelola lahan lebih ramah lingkungan dan dapat meningkatkan potensi komoditas hasil pertanian."

 

Jagadtani - Lahan pertanian yang telah jenuh dengan penggunaan pupuk kimia dapat menurunkan kualitas hingga kuantitas komoditas hasil panen. Tentunya akan sangat merugikan bagi Sahabat Tani.

Penerapan kompos sebagai pengganti pupuk kimia dapat menjadi solusi, dan berbagai pihak mulai mendorong pemanfaatan kompos untuk pupuk.

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) secara bertahap terus meningkatkan realisasi komitmen dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, dengan berbagai inisiasi untuk mengurangi dampak pertanian konvensional sekaligus mendorong terciptanya ekonomi sirkular di sektor pertanian.

Salah satu upaya yang dilakukan, dengan kembali menggiatkan pemanfaatan kompos untuk menekan penggunaan pupuk kimia secara berlebih, agar tata kelola lahan yang lebih ramah lingkungan pun bisa diterapkan oleh para petani dalam memaksimalkan potensi komoditas pertanian.

Sasaran inilah yang diusung melalui Program Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA), dengan mengintegrasikan kelompok tani, peternakan, perikanan, UMKM dan Koperasi menjadi kelompok besar yang berlokasi di Dusun Babadan Desa Kepuh Rejo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan Jawa Timur.

Gagasan PKT BISA didesain untuk mendorong pemberdayaan masyarakat, dengan menitikberatkan pada pelestarian lingkungan khususnya daya dukung lahan pertanian yang lebih terjaga secara berkelanjutan. Hal ini diukur dari kesinambungan pendampingan untuk mencapai sasaran program, dengan tujuan akhir mewujudkan masyarakat tangguh dan mandiri di berbagai sektor.

"Inisiatif ini sejalan dengan visi Pupuk Kaltim untuk menjadi perusahaan terdepan dan berwawasan lingkungan, karena kami percaya bahwa pertanian kompos terpadu menjadi solusi efektif untuk menghadapi tantangan global terkait keamanan pangan dan keberlanjutan lingkungan," tutur VP TJSL Pupuk Kaltim Sugeng Suedi, Jumat (28/06).

Dusun Babadan diketahui memiliki persoalan yang hampir sama dengan petani Indonesia pada umumnya, yakni terkait kesehatan tanah. Hal ini diakibatkan kebiasaan penggunaan pupuk kimia berlebih, yang menyebabkan kualitas dan tingkat kesuburan tanah pertanian setempat yang bertekstur pasir semakin menurun setiap tahun. Padahal lokasi ini memiliki luas lahan pertanian produktif yang mencapai 40 hektare (Ha), dengan komoditas utama kacang tanah, padi dan jagung.

Dengan kondisi demikian, hasil panen pun tidak bisa dicapai secara maksimal. Bahkan limbah pertanian juga belum termanfaatkan dengan baik, karena sisa panen yang hanya dibakar begitu saja. Hal ini yang mendorong Pupuk Kaltim untuk turun berperan membantu masyarakat Babadan memaksimalkan kembali potensi lahan yang dimiliki melalui gagasan PKT BISA.

"Program ini dikembangkan sesuai prinsip Environment, Social dan Governance (ESG), untuk penciptaan manfaat bersama dengan memberikan nilai tambah bagi masyarakat," tandas Sugeng.

Bersama para karyawan yang tergabung dalam Employee Volunteering Initiation (Evolution), Pupuk Kaltim baru-baru ini pun meningkatkan pendampingan program PKT BISA bagi petani dan pelaku pertanian di Dusun Babadan. Mulai dari anggota Kelompok Tani dan Peternak, Pembudidaya Perikanan, Koperasi Lintas Generasi hingga Kelompok UMKM Babadan yang mencapai 100 orang lebih.

Pada Evolution bertema "Berbagi Pengetahuan untuk Babadan Makmur, Terampil dan Mutakhir (BERTABUR ILMU)" tersebut, Pupuk Kaltim berupaya mendorong masing-masing kelompok saling bersinergi secara berkesinambungan, guna mewujudkan Babadan sebagai lokasi pertama aktivitas ekonomi sirkular bidang pertanian terpadu di Kabupaten Magetan. Gagasan ini tentunya membutuhkan kolaborasi yang kuat antar seluruh unsur terkait, agar percepatan realisasi target mampu tercapai secara optimal.

"Hal inilah yang ditindaklanjuti Pupuk Kaltim dengan menggerakkan para relawan program Evolution dari lintas unit kerja Perusahaan, untuk memberikan pendampingan menyeluruh bagi seluruh unsur yang terlibat pada program PKT BISA di Babadan," lanjut Sugeng.

Inisiatif Evolution kali ini diawali peresmian rumah kompos dan penanaman pohon di jalan utama Babadan, dilanjutkan diskusi terkait packaging kompos dan uji tanah, safety penggunaan mesin dan perawatan alat, konsultasi hukum terkait legalitas kelompok dan pinjam pakai lahan, tata cara pembuatan konten promosi, hingga cerita inspiratif salah satu karyawan Pupuk Kaltim yang memiliki usaha pertanian ‘Bara Farm’.

Dari serangkaian aktivitas tersebut, seluruh anggota kelompok yang terlibat di Dusun Babadan diharap semakin termotivasi menerapkan bekal pengetahuan yang didapat, sehingga potensi agrikutur di wilayah tersebut mampu mendorong terciptanya swasembada pangan secara berkelanjutan, sebagai bentuk nilai tambah dalam mewujudkan ekonomi sirkular bidang pertanian.

"Melalui inisiatif ini, kita tidak hanya mendukung kesejahteraan petani tetapi juga berkontribusi pada perbaikan kualitas lahan maupun tanaman, sebagai wujud dukungan terhadap ketahanan pangan melalui tata kelola pertanian yang lebih ramah lingkungan," papar Sugeng.

Mewakili Pemerintah Daerah, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Magetan Uswatul Hasanah, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas inisiatif Pupuk Kaltim melalui gagasan PKT BISA yang telah berjalan satu tahun terakhir. Kata dia, hasil pendampingan program secara bertahap mulai diimplementasikan oleh masyarakat sesuai bekal pengetahuan yang diberikan.

Saat ini Babadan Makmur sudah memiliki fasilitas seperti gudang hasil olahan kompos yang dikelola oleh anggota kelompok, hingga penggunaan pupuk organik meski yang makin dikembangkan. Bahkan hasilnya pun mulai terlihat dengan dampak positif pada lahan maupun tanaman yang menunjukkan signifikan.

"Pendampingan Pupuk Kaltim sangat membantu petani Babadan. Baik dalam perbaikan kualitas lahan maupun hasil pertanian yang optimis mampu kita pacu dan tingkatkan," ucap Uswatul Hasanah.

Menurut dia, petani jangan hanya terpaku dan senantiasa mengandalkan pupuk subsidi untuk meningkatkan produktivitas tanaman, namun inovasi seperti program PKT BISA ini menjadi solusi yang bisa digarap maksimal. Terlebih bahan baku yang dibutuhkan pun tersedia, sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik pada lahan dan tanaman.

"Minimal untuk kebutuhan kelompok bisa tercukupi dulu, baru nanti kita kembangkan produksinya secara masif. Apalagi kalau izin edar sudah keluar, kami yakin Babadan Makmur akan menjadi pionir produsen pupuk organik di Kabupaten Magetan," ungkap dia.

Dirinya pun berharap segala pengetahuan yang didapat anggota kelompok dari pendampingan PKT BISA dapat ditularkan kepada petani lain di Magetan, sehingga produktivitas pertanian dan keberlangsungan lahan dalam jangka panjang mampu dipertahankan. Begitu juga untuk hasil pertanian maupun olahan pupuk organik yang dikelola, akan berujung pada peningkatan kesejahteraan petani secara merata.

"Untuk itu kami sangat menyambut positif pendampingan Pupuk Kaltim yang sejauh ini dilakukan, sehingga produktivitas pertanian dapat terus ditingkatkan. Termasuk dampak ekonominya bagi masyarakat melalui pembinaan PKT BISA," pungkas Uswatul Hasanah.

Related News