• 23 November 2024

Menyulap Lahan Bekas jadi Kebun

uploads/news/2019/10/menyulap-lahan-bekas-jadi-725074b1e96d87a.jpg

Lahan bekas bangunan kos disulap oleh Kelompok Tani Gemah Ripah menjadi perkebunan yang asri dan menghasilkan.

 

YOGYAKARTA - Bagaimana mungkin ada kebun sayur di tengah kota? Jawabannya bisa sahabat tani temukan di Kampung Sayur Bausasran. Berada di tengah kota Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Danurejan, kampung sayur ini berdiri sejak akhir 2013. Pengelolanya merupakan anggota Kelompok Tani Gemah Ripah yang berjumlah 30 orang.

Lahan bekas bangunan kos yang roboh pun disulap menjadi perkebunan asri dan menghasilkan. Selain itu, dukungan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta kala itu juga menjadi tonggak utama dalam pembentukan Kampung Sayur Bausasran.

“Di tahun 2013 kami mendapat SL atau Sekolah Lapang dari Dinas Pertanian DIY. Kami diajari bagaimana cara bertani. Mulai dari penyiapan lahan, cara bertani, hingga panen,”ujar Sekretaris Kelompok Tani Gemah

Ripah, Winaryati.

Selain pelatihan, Kelompok Tani Gemah Ripah juga mendapatkan bantuan media tanam, pipa untuk vertikultur, polybag, dan pot. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan bantuan yang telah diberikan, setelah mengikuti Sekolah Lapang, Win dan teman-teman langsung mengimplementasikan ilmu yang didapat.

Dari berbagai tanaman yang ada, Kelompok Tani Gemah Ripah memilih jenis sayuran untuk dibudidayakan. Alasannya, karena sayuran lebih mudah ditanam di perkotaan dan bermanfaat untuk dikonsumsi.

“Kalau tanaman hias memang bagus, tapi tidak dapat dikonsumsi. Kalau kita menanam sayur agar bisa membiasakan diri untuk makan sayur yang sehat,”tutur Win.

Budidaya di Kampung Sayur Bausasran memang menggunakan bahan-bahan alami sehingga produk yang dihasilkan lebih sehat. Hal ini dilakukan agar keluarga anggota Kelompok Tani Gemah Ripah dapat mengkonsumsi produk-produk organik.

Selain menanam di lahan kelompok, para anggota juga menanam di rumah masing-masing dan beternak lele. Kelompok Tani Gemah Ripah biasanya menanam berbagai jenis sayuran yang mudah dibudidayakan dan banyak diminati seperti selada, sawi, seledri, tomat, daun bawang, dan cabai.

“Setiap hari kami dapat memanen sawi. Sawi juga termasuk sayuran yang memiliki banyak peminat, apalagi sawi organik rasanya lebih manis dan segar,”kata Win.

Hasil panen yang terus-menerus ini membuat Kampung Sayur Bausasran menjadi produktif dan dapat bermanfaat. Hasil penjualan sayuran digunakan untuk membiayai perawatan kebun. Nantinya, Kelompok Tani Gemah Ripah akan menambah produksi dengan sistem hidroponik agar mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Ditambah, dengan adanya kelompok tani ini dapat menyebarkan semangat dalam bercocok-tanam. Seperti Endah (48), anggota Kelompok Tani Gemah Ripah yang telah bergabung sejak awal kelompok tani ini terbentuk.

“Saya bergabung dengan kelompok tani ini karenaingin menanam. Setelah menjadi anggota jadi lebih senang menanam. Bahkan di rumah, saya juga menanam sayur dengan suami menggunakan polybag. Setiap hari pasti ada kegiatan seperti perawatan hingga panen,”ujar Endah.

Kegigihan dan ketekunan dalam merawat Kampung Sayur Bausasran membuat Kelompok Tani Gemah Ripah juga sering menorehkan prestasi di bidang pertanian. “Di tahun 2015 kami mendapat juara satu kelompok tani se-Kota Yogyakarta. Selain itu, Gapoktan tingkat kota juga mendapat juara satu,”cerita Win sambil mengingat-ingat kembali prestasi yang telah diraih Kelompok Tani Gemah Ripah.

Di tingkat provinsi, kelompok tani yang sudah berdiri sejak 2004 ini juga mendapatkan juara empat kategori Hatinya PKK dan juara harapan dua kategori Gapoktan. Bahkan, di tingkat nasional, Kelompok Tani Gemah Ripah menjadi salah satu unggulan dalam kategori Kota Sehat. Berbagai prestasi yang diraih, tak lantas membuat puas dan berbangga diri, justru menjadi cambukan agar kelompok tani yang berada di tengah kota ini tetap lestari. (MK)

Related News