• 23 November 2024

Rhisoya, Tempe Instan dari Pamulang

uploads/news/2020/03/rhisoya-tempe-instan-dari-654662520507e1d.jpeg

“Pembeli hanya perlu memanaskan kedelai dalam microwave selama satu menit.”

TANGERANG SELATAN - Tempe telah dikenal masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Tempe juga telah ada dalam tulisan Serat Centini yang ditulis oleh Pakubuwono IV pada sekitar abad ke-16. Apalagi, tempe merupakan teman makan nasi yang membuat makan lebih lahap karena rasanya yang gurih, sehingga teknologi pembuatan tempe dilakukan turun ,temurun. Penyebaran tempe kebanyakan dilakukan oleh mereka yang pernah mencicipi tempe dan membawa teknologi pembuatan tempe ke berbagai daerah.

Baca juga: Manisnya Edamame Indonesia

Berbagai daerah di Indonesia memproduksi tempe kedelai dengan caranya masing-masing. Berbagai macam olahan dengan bahan dasar tempe juga banyak dibuat, salah satunya tempe instan buatan anak bangsa, yaitu Rhisoya. Tempe instan merupakan paket tempe yang terdiri dari kedelai yang sudah diproses dan ragi masing-masing dalam bungkus yang terpisah. Kedelai dan ragi kemudian dikemas dalam wadah yang tahan untuk dipanaskan dalam microwave.

“Pembeli hanya perlu memanaskan kedelai dalam microwave selama satu menit. Menurunkan suhunya hingga hangat dan menaburkan ragi pada kedelai, selanjutnya meratakan ragi dan menfermentasikan kedelai hingga terbentuk tempe. Setelah satu hari, tempe sudah jadi dan siap dikonsumsi,” kata Ipeh, pendiri dari Rumah Tempe Ipeh di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Baca juga: Kedelai Rakitan Siap Membumi

Ipeh sendiri merupakan seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembuat tempe di Kampung Pengrajin Tempe Pamulang. Ia juga turun langsung dalam membimbing mahasiswa dari Swiss German University (SGU) yang merupakan perintis universitas internasional di Indonesia. SGU dibentuk melalui kerja sama antara Indonesia, Swiss, Jerman, dan Austria. SGU menggebrak dunia pendidikan dengan visi & misi yang membawa pengetahuan dan teknologi Indonesia ke level yang lebih tinggi lagi.

“Iya saya yang mengajarkan langsung, anak-anak SGU ini, mereka sangat antusias dalam membuat tempe instan, dan tidak hanya tempe instan saja, tapi ada kaldu tempe juga. Yang jelas lebih banyak protein nya ketimbang kaldu sapi atau ayam,” tutupnya.

Related News