• 8 September 2024

Pengembangan Kampung Hortikultura Ramah Lingkungan di Sukabumi

uploads/news/2024/07/pengembangan-kampung-hortikultura-ramah-291287676a3dca2.jpg

Dampak negatif pada lingkungan dari penggunaan pestisida menjadi konsentrasi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) yang menggandeng Universitas Nasional (UNAS) Jakarta.

Keduanya bekerja sama untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan di Kampung Hortikultura Ramah Lingkungan, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Kerja sama ini melibatkan Pusat Studi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Desa (Pusbitep 2D) UNAS untuk inovasi teknologi serta penerapan metode pertanian yang mengurangi penggunaan pestisida kimia dan meningkatkan kesehatan tanah.

Direktur Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra menyatakan antusiasmenya terhadap program Kampung Perlindungan yang diinisiasinya.

“Program ini merupakan langkah penting untuk menciptakan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan melibatkan akademisi dan praktisi dari perguruan tinggi, kami yakin dapat menemukan solusi inovatif untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan meningkatkan produksi hortikultura,” ujar Jekvy.

Program Kampung Hortikultura Ramah Lingkungan diharapkan tidak hanya menjadi model bagi kawasan lain di Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan antara dunia akademis dan praktisi pertanian. Melalui kolaborasi ini, Kementan optimis dapat menciptakan solusi pertanian yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi kesejahteraan petani serta kelestarian lingkungan.

Kementan berkomitmen untuk terus mendorong program-program yang mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian.

Ketua Kelompok Dampak Perubahan Iklim, Muhammad Agung Sunusi yang hadir dalam pertemuan ini juga mengakui jika program Kampung Perlindungan Hortikultura akan menjadi solusi saat pertanian dilanda kekeringan.

“Climate Change (perubahan iklim) akan menjadi tantangan tersendiri bagi petani, mestinya kita harus mempersiapkan diri sekarang. Kami telah membuat aplikasi EWS SIPANTARA yang bisa memprediksi cuaca, musim tanam, serangan hama, dan potensi OPT lainnya, ini sangat berguna,” paparnya.

Senada dengan Direktur Perlindungan, Kepala Biro Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNAS, Tri Waluyo mengungkapkan keseriusannya dalam keikutsertaan UNAS Jakarta dalam program Kampung Perlindungan Hortikultura.

“Kami mewakili UNAS Jakarta tentunya sangat bangga sekali bisa diikutsertakan dalam program Kementan. Kami sebagai insan akademik akan terus mendukung program pemerintah, sebagaimana misi kami untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara,” terangnya.

Pertemuan pembinaan yang dilaksanakan di Sukabumi juga meyakinkan petani bahwa pemerintah dan perguruan tinggi kini hadir di tengah-tengah masyarakat. Kepala Desa Nanggerang, Unang Suwandi, mengapresiasi Kementan dan Unas Jakarta yang telah memberikan kontribusinya kepada masyarakat Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian dan Unas Jakarta yang telah bersama-sama membangun pertanian di wilayah kami. Ini akan menjadi awal dari bangkitnya kesejahteraan desa kami,” terang Kepala Desa Cicurug.

Related News