Pengen Murai Lancar Produksi, Ini Pakan Wajibnya
"Macet produksi tentu membuat penangkar maupun peternak burung Murai Batu akan pusing. Sebenarnya ada banyak metode yang dapat diterapkan dalam memperlancar produksi burung Murai Batu, salah satunya melalui jenis pakan."
Jagadtani - Bagi peternak yang mengandalkan hasil produksi, tentu berharap indukan dapat bertelur hingga mengerami dengan sempurna. Namun terkadang, indukan unggas macet produksi karena berbagai faktor. Termasuk perubahan cuaca yang membuat indukan betina malas mengerami. Hal ini juga berlaku pada ternakan burung Murai Batu.
Banyak cara yang dapat diterapkan oleh peternak burung Murai Batu, termasuk memastikan pemberian jenis pakan agar lancar produksi. Untuk mendapatkan informasi tentang memperlancar produksi Murai Batu, tim Jagadtani mengunjungi Tamir Bird Farm yang berada di kota Depok.
Menurut Racmat Fajri sebagai pemilik Tamir BF, pada umumnya betina murai Batu dapat produksi setiap bulannya dan hanya berhenti berproduksi pada masa mabung saja.
"Murai Batu di peternakan saya dapat berproduksi setiap bulannya sedang masa mabung menjadi waktunya beristirahat. Namun terkadang saya sengaja menarik betina murai batu yang telah beberapa kali produksi. Tujuannya agar dapat merefresh kondisinya. Berbeda dengan murai Batu jantan yang dapat selalu berproduksi."
Kelancaran berproduksi pada burung Murai Batu memang sangat terpengaruhi dengan pakan, termasuk waktu pemberian pakan. Untuk pakan, Fajri menerapkan pemberian full ekstra fooding (EF). Tujuannya agar asupan protein yang dibutuhkan dalam proses produksi dapat terpenuhi.
"Sebenarnya setiap peternak memiliki kesamaan metode dalam memberikan pakan, full EF lebih diutamakan agar produksi lebih lancar. Di sini saya menggunakan jangkrik, ulat hongkong dan ulat kandang. Namun untuk meningkatkan kesehatan, maka sayur mayur diberikan sebagai pakan jangkrik. Nutrisi dari sayur mayur sangat baik dalam menunjang kesehatan burung Murai Batu. Namun karena murai Batu pemakan serangga maka harus diberikan pada jangkrik atau ulat." Ungkap Racmat Fajri.
Untuk waktu pemberian pakan, jangkrik diberikan pada pagi dan sore hari. Sedangkan ulat hongkong dan ulat kandang diberikan dalam waktu bersamaan pada menjelang siang hari.
Fajri juga mengatakan bahwa harus memastikan pakan burung tidak pernah dalam keadaan kosong atau habis. Terlebih bagi indukan yang sedang meloloh anaknya. "Dalam pemberian pakan, saya selalu menambahkan mineral maupun sotong halus. Dengan pemberian ini, diharapkan kebutuhan mineral maupun kalsium dapat terpenuhi." Ungkap Fajri.
Tamir BF yang berkonsentrasi pada murai Batu eksotis, telah berhasil menerapkan metode tersebut sejak 2015 lalu pada 10 kandang ternaknya. Namun terkadang memang ada yang membuat Murai Batu macet produksi, salah satu penyebab yang sering terjadi adalah 'ngelemak'.
Fajri mengatakan, jika murai Batu ada lemak pada badannya, biasanya akan sulit berproduksi. Untuk memastikan, burung harus ditangkap dan dilihat apakah ada lemak pada tubuhnya. Cara menghilangkan dapat dengan dijemur maupun diumbar agar lebih cepat hilang lemaknya.
Sedangkan udara panas juga dapat membuat betina Murai Batu malas mengerami telurnya. Cara terbaik agar udara tidak terlalu panas dapat dengan menyediakan kipas angin dan kolam ikan sehingga kelembaban dapat terjaga.
"Dengan adanya kolam ikan, tentu bisa menjaga kelembaban di sekitar kandang ternak. Di kolam tersebut, saya memelihara ikan cere yang terkadang juga diberikan pada burung Murai Batu sebagai asupan tambahan. Dengan asupan yang lengkap, tentu murai Batu dapat berproduksi dengan lancar." Pungkas Fajri pada tim Jagadtani.