• 22 November 2024

Pembangunan Pertanian Cerdas Hadir di IKN

uploads/news/2024/08/pembangunan-pertanian-cerdas-hadir-983462ff7cfce74.jpg

Jagadtani - IKN sebagai ibukota negara Indonesia yang baru tentunya masih terus dilakukan pembangunan infrastruktur dari segala aspek karena terkait dibutuhkan standar pendirian sebuah ibukota negara.

Namun semua aspek bidang yang terus dibangun tentunya sektor-sektor kebutuhan pokok untuk pangan di IKN adalah langkah dan strategi utama pemerintah yaitu pembangunan sektor pertanian.

Pemerintah secara langsung melalui Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Myrna A Savitri menyampaikan bahwa lahan pertanian seluas 24,7 hektare adalah modal awal untuk membangun Ketahanan Pangan IKN.

Selain pembangunan untuk lahan pertanian, hal lain yang dilakukan dalam pembangunan adalah Food Estate di Kalimantan Timur dimana masih terus dilakukan relokasi karena wilayahnya merupakan daerah terdampak dari pembangunan infrastruktur IKN.

Hal ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup terencana agar pembangunan smart farming yang diperuntukkan IKN sebagai ketahanan pangan dapat mencapai tujuan.

Pengembangan smart farming yang dilakukan pemerintah tentunya tidak lepas bekerjasama dengan perguruan tinggi terkait bidang teknologi dan inovasi. Salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia yaitu ITB (Institut Teknologi Bandung) turut berkontribusi terhadap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) salah satunya untuk memperkuat kerja sama lintas antar deputi Otorita IKN. 

Keterlibatan ITB tidak lain dari kepakaran di bidang rekayasa teknologi, energi, ICT, dan humaniora. Penerapan rekayasa dan teknologi menjadi beberapa kunci untuk terciptanya misi IKN sebagai superhub untuk pengembangan kluster ekonomi dan kluster pendukungnya.

Menurut pakar bidang Komunikasi Pembangunan yang telah diwawancarai oleh Jagad Tani yaitu Dr. Muhammad Alif, M.Si salah satu Dosen dari Universitas Lambung Mangkurat – Kalimantan Selatan menyampaikan “Pertanian Perkotaan yang Cerdas (Smart Farming) yang dikembangkan di IKN adalah menggabungkan teknologi modern seperti pemanfaatan teknologi atau pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan produksi pertanian secara berkelanjutan”.  Ungkapnya pada Minggu, (11/08).

Beliau juga menjelaskan “dengan adanya konsep teknologi smart farming ini memungkinkan petani untuk memantau kondisi tanah, kelembapan, cuaca, dan kesehatan tanaman secara real-time, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam penggunaan air, pupuk, dan pestisida”. 

Dengan demikian, smart farming dapat mengurangi limbah, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan hasil panen tanpa merusak lingkungan. Selain itu, teknologi ini juga membantu dalam melacak jejak karbon dari praktik pertanian, yang sangat penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim.

Konsep smart farming di IKN harus berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, mencegah degradasi tanah, menimalkan penggunaan zat-zat kimia pada tanaman. Selain itu, sistem irigasi yang dikendalikan secara otomatis berdasarkan data sensor dapat mencegah pemborosan air, yang merupakan sumber daya penting yang harus dilindungi. 

Dengan pendekatan ini, smart farming di IKN tidak hanya mendukung pertanian yang lebih efisien, tetapi juga memastikan bahwa praktik pertanian tidak mengorbankan keseimbangan ekosistem alami. Sehingga terciptanya pertanian yang ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan material secara alami. Karena kedepannya smart faming yang ramah lingkungan adalah menjadi tren positif.

Related News