Strategi Kementan Dalam Mewujudkan Swasembada Susu dan Industri Sapi Perah
Jagadtani - Kementerian Pertanian berupaya mewujudkan swasembada susu dan juga pengembangan industri sapi perah nasional. Untuk dapat mewujudkan, tentu harus menerapkan startegi tepat guna.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, memaparkan strategi besar melalui sebuah talk show bertema "Mimpi Panjang Industri Sapi Perah Dataran Rendah di Indonesia".
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2024 yang digelar di Gedung International Convention Center (ICC), KST Soekarno, Cibinong, Bogor, pada Sabtu, (10/08).
Acara tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan akademisi, peneliti, hingga pelaku industri yang berkumpul untuk membahas masa depan industri sapi perah di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Dirjen Agung mengungkapkan bahwa konsumsi susu per kapita di Indonesia saat ini mencapai 16,1 liter per tahun, angka yang masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Brunei. Namun, ia menekankan adanya tren positif dengan pertumbuhan konsumsi susu rata-rata sebesar 6% per tahun, yang mencerminkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konsumsi susu. Selain itu, dengan dicanangkannya Program Minum Susu Gratis bagi 82,9 juta siswa sekolah/pesantren dan ibu hamil maka konsumsi susu per akpita akan jauh lebih meningkat lagi.
Menanggapi tantangan ini, Ditjen PKH telah merumuskan sejumlah inisiatif strategis untuk meningkatkan produksi susu segar dalam negeri. Fokus utama Ditjen PKH adalah meningkatkan kualitas genetik dan produksi bibit sapi perah, impor sapi perah dari negara-negara maju, pengembangan kluster khusus sapi perah, serta pemanfaatan lahan potensial.
"Dengan strategi-strategi ini, kami berharap tidak hanya meningkatkan produksi susu domestik, tetapi juga memperkuat kesejahteraan peternak lokal dan menciptakan ekosistem industri susu yang lebih berkelanjutan di Indonesia," ujar Dirjen Agung.
Lebih lanjut, Dirjen Agung mengungkapkan bahwa pemerintah berencana membangun industri peternakan sapi perah terintegrasi atau Mega Farm di luar pulau Jawa. Proyek ini dirancang untuk mencakup seluruh rantai pasok industri, mulai dari pengembangan lahan hingga pembangunan fasilitas pengolahan susu. Hingga Agustus 2024, sebanyak 63 perusahaan telah berkomitmen untuk terlibat dalam proyek ini melalui pemasukan sapi perah impor dengan total populasi sapi perah mencapai 1,03 juta ekor.
"Ini adalah langkah besar dalam mencapai swasembada susu yang akan meningkatkan daya saing industri peternakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," tambahnya.
Selain itu, Ditjen PKH juga mendorong kampanye edukasi konsumsi susu, termasuk melalui program Gerakan Minum Susu bagi anak sekolah dasar di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Program ini melibatkan 5.636 siswa di 36 SD/MI yang bertujuan menanamkan kebiasaan sehat sejak dini dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya susu, dengan harapan dapat mendukung swasembada susu dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Talk show ini juga menampilkan presentasi dari berbagai ahli, seperti Rija Fauzi dari PT. Global Dairy Alam yang berbagi pengalaman mengenai teknologi modern dalam pengelolaan peternakan sapi perah, Anneke Anggraeni yang membahas konsep peternakan terpadu untuk meningkatkan produktivitas, serta Dedi Setiadi yang menguraikan peran koperasi dalam mendukung peternak kecil dan menengah.
Dirjen Agung menyatakan harapannya bahwa diskusi ini akan menghasilkan langkah-langkah strategis yang efektif untuk mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri sapi perah di Indonesia.
"Kami berharap melalui pertemuan penting ini, kita bisa mengidentifikasi solusi yang efektif dan mengambil langkah-langkah strategis yang akan mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri sapi perah di Indonesia," pungkasnya.