Tingkatkan Produktivitas Pertanian Melalui Lahan Tidur Di Deli Serdang
Jagadtani - Dalam usaha menguatkan pangan Indonesia di tengah krisis pangan, mengoptimalkan lahan tidur menjadi lahan produktif menjadi salah satu langkah terbaik.
Mengubah lahan tidur diungkapkan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono pada para petani di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
"Kita semua wajib mengubah lahan nganggur menjadi lahan produktif. Kalau ada lahan produktif di Sumatera Utara, ada lahan kosong, lahan nganggur, mungkin kurang air dan lain-lain segera laporkan ke Kepala Dinasnya. Nanti Kementerian Pertanian akan melakukan treatment-treatment apakah itu pompanisasi supaya lahannya basah kemudian bisa ditanami tanaman pangan dan lain-lain," ujar Wamentan ketika melakukan tanam cabai dan bawang di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (11/08).
Menurut Wamentan, potensi lahan tidur di Deli Serdang masih sangat terbuka dan dapat menghasilkan kecukupan pangan yang sangat besar. Terlebih, Indonesia pada beberapa bulan ke depan masih harus menghadapi kekeringan panjang akibat el nino terparah sepanjang sejarah.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan sejumlah upaya untuk mengamankan ketersediaan pangan lewat program penambahan areal tanam (PAT) dengan memaksimalkan pompanisasi. Diketahui, Sumatera Utara memiliki target PAT sebesar 97 ribu hektar dan sampai saat ini sudah terealisasi 58 ribu hektar.
"Ini kita mau push lagi sampai dengan September sebisa mungkin 97 ribu itu kelar semua. Jadi titik-titiknya kita sudah ada. Kita sedang koordinasi dan banyak dibantu oleh Dinas Pertanian di Kabupaten Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan juga support yang maksimal dari Tentara Nasional Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Kementan dan TNI telah melakukan penandatanganan kerja sama atau MoU peningkatan produksi dan mengembalikan swasembada pangan seperti yang pernah diraih pada 3 tahun lalu untuk memperkuat pertanian dalam menghadapi ancaman dampak El Nino.
Mengenai hal ini, Wamentan mengingatkan bahwa kelompok tani yang sudah mendapatkan bantuan pompa agar sesegera mungkin digunakan dalam mengejar masa tanam dengan memanfaatkan sumber air yang ada.
"Di pertanian ini waktu adalah komponen penting, dimana pupuknya juga harus tepat waktu, tanamnya tepat waktu, airnya juga harus tepat waktu. Tanaman itu schedulingnya jelas. Pada saat anda butuh pupuk, harus ada pupuk. Pas nanam, harus ada air Kalau tidak ada air, gak bisa nanam," jelasnya.
Di lokasi, Wamentan juga menyempatkan diri meninjau lokasi PAT/Pompanisasi di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan. Di kesempatan ini, dia menyampaikan bahwa 65 bendungan yang dibangun Presiden Joko Widodo bisa dimanfaatkan secara maksimal sampai ke irigasi tersier hingga masuk ke persawahan.
"Bukan hanya pompa tapi juga irigasi yang rusak kita perbaiki, Sedangkan yang belum ada kita tambah. Sekarang ini baru 20 persenan lahan dari 7.4 juta yang kena dampak irigasi. Kita mau meningkatkan dari 20 persen menjadi 50 persen. Artinya dari yang tadinya 1,5 juta yang kena irigasi, kita mau tingkatkan tambah 2,1-2,2 juta lagi. Sehingga totalnya bisa hampir 4 juta hektar, itu bisa irigasi, panen 3 kali. Sehingga kita harapkan nanti swasembada pangan dalam hal ini adalah beras itu betul-betul dapat segera," terangnya.