Menghitung Untung Rugi Penggunaan Drone Bagi Pertanian
"Perkembangan teknologi begitu masif hingga dapat diimplentasikan pada berbagai sektor, termasuk pada pertanian. Dengan istilah smart farming, membuat berbagai kegiatan bertani dapat dilakukan dengan bantuan teknologi. Salah satu yang menarik adalah mulai banyaknya penggunaan drone dalam berbagai aktivitas pertanian."
Jagadtani - Teknologi yang tepat dapat mendukung pertanian dalam meningkatkan hasil pertanian, termasuk penggunaan drone yang masif ditawarkan dalam berbagai ajang pameran alat pertanian. Dengan kemampuan dapat memangkas waktu pengerjaan hingga menghemat biaya, drone mampu melakukan banyak hal dalam sektor pertanian.
Drone atau pesawat nirawak yang hanya membutuhkan satu orang sebagai operator atau pilot jarak jauh dalam penggendaliannya. Drone pertanian dapat digunakan untuk menyemprot pestisida, penyebaran pupuk, penyebaran bibit, penyemaian, menyiram tanaman, menganalisa kesehatan hingga pemetaan wilayah lahan (pertanian, perkebunan dan kehutanan).
Berbagai keunggulan tersebut membuat Drone dianggap dapat memenuhi kebutuhan pertanian, perkebunan maupun kehutanan. Keunggulan utama dalam penggunaan Drone dapat dirasakan pada lahan yang cukup sulit dijangkau untuk melakukan perawatan sehingga biaya produksi dapat ditekan berkat singkatnya waktu pengerjaan.
Kemampuan satu unit Drone dalam satu kali melakukan penerbangan dapat membawa 20 kilogram hingga 50 Kilogram material pertanian yang akan disebarkan pada lahan. Jumlah tersebut dapat meng-coverage lahan pertanian sekitar 4.000 meter persegi dalam hitungan menit.
Durasi penggunaan yang dapat menjangkau lahan cukup luas, tentu memberikan keuntungan tersendiri. Bahkan menurut beberapa distributor pertanian, penggunaan Drone juga dianggap dapat memaksimalkan material (pupuk, pestisida, benih hingga air) agar tersebar dengan merata.
Dari berbagai sisi, penggunaan Drone bagi sektor pertanian memang dinilai menguntungkan. Tetapi ada faktor yang tidak bisa dilupakan, yakni biaya pembelian, rentan harga Drone pertanian dengan kualitas mulai dari angka Rp90 jutaan hingga ratusan juta. Tentunya angka tersebut menjadi sebuah nilai investasi yang cukup tinggi bagi Sahabat Tani. Cara termudah dapat melalui sistem persewaan Drone pertanian, langkah ini juga kerap dilakukan petani dalam menyewa mesin Harvester untuk melakukan panen padi.
Jumlah tenaga kerja berkat penggunaan Drone memang dapat dipangkas secara drastis, tetapi nilai kemampuan dari tenaga ahli dipastikan lebih tinggi dibanding para pekerja harian dalam melakukan perawatan tanaman. Selain itu, kondisi cuaca yang berubah dengan drastis juga dapat berpengaruh pada elektronik sehingga membutuhkan perawatan berkala.
Dengan demikian, hitungan di atas kertas mengenai penggunaan Drone bagi pertanian memang belum dapat dipastikan keuntungan maupun kerugiannya. Namun pastinya, seiring berkembangnya teknologi akan memberikan beragam kemudahan sehingga memiliki keunggulan bagi penggunanya.