• 19 September 2024

Melalui SRG, Kopi Subang Tembus Pasar Arab Saudi

Jagadtani - Keunggulan kopi Indonesia telah diakui di Manca Negara, cita rasa yang khas merupakan nilai utamanya. Namun terkadang pengusaha kopi kesulitan dalam melakukan ekspor ke berbagai negara. 

Melalui Sistem Resi Gudang (SRG) adalah suatu bentuk kelembagaan pembiayaan yang dirancang pemerintah dan diharapkan mampu menekan biaya transaksi.

Sesuai siaran berita, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Heryono Hadi Prasetyo melepas ekspor komoditas kopi melalui gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Koperasi Produsen Gudang Luhur Berkah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (15/08).

Kegiatan ini merupakan upaya Bappebti dalam mendorong optimalisasi pemanfaatan SRG guna mendukung kinerja transaksi perdagangan ekspor komoditas.

Pelepasan Ekspor Komoditas Kopi Sistem Resi Gudang di Subang"Pelepasan Ekspor Komoditas Kopi Sistem Resi Gudang di Subang"

Heryono menjelaskan bahwa Koperasi Gunung Luhur Berkah telah menembus pasar Arab Saudi dengan total kontrak 18 ton senilai USD 148.320. Pada tahun 2022, ekspornya ditujukan ke pasar Amerika Serikat dengan total kontrak 19,2 ton senilai USD 13.500 dan tahun 2023 ke Mesir dan Libanon dengan total kontrak 76,2 ton senilai USD 128.360.

Lebih lanjut, Heryono menjelaskan bahwa Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah juga akan mengekspor kopi dari SRG Subang ke Dubai dan Mesir dengan total kontrak 311,4 ton atau senilai USD 2,04 juta yang dihasilkan dari business matching. Total ekspor kopi ini naik 308,7 persen dibandingkan tahun 2023. Jenis kopinya pun bertambah, dari tahun 2023 hanya robusta, tahun ini dilengkapi dengan arabika.

Heryono menambahkan, capaian gudang SRG di Subang harus menjadi contoh SRG di wilayah lain yang masih berpeluang besar untuk dioptimalkan. Untuk itu, berbagai upaya dapat dilakukan antara lain dengan penguatan kompetensi pengelola gudang yang profesional, revitalisasi gudang SRG, pengembangan komoditas yang disimpan di gudang, dan peningkatan literasi kepada petani/nelayan.

Upaya ini harus didukung dengan penguatan kolaborasi dan kerja sama yang berkesinambungan antara berbagai pihak, baik Bappebti, pemerintah daerah, lembaga kliring, perbankan, asuransi, pelaku usaha komoditas, dan petani/nelayan pemilik barang.

Turut hadir pada kegiatan ini Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Subang, Ketua Koperasi Produsen GunungLuhur Berkah, para Direktur Utama Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka, serta pelaku usaha. 

Related News