Menanam Talas di Lahan Rawa
“Pengaturan jarak tanam memang perlu dilakukan agar menghasilkan talas sesuai yang diinginkan, hasilnya bagus.”
BOGOR - Lahan rawa yang diolah secara tepat ternyata bisa menjadi lahan produktif untuk pengembangan tanaman pangan. Pengolahan lahan rawa dengan baik juga bisa memberikan keuntungan bagi petani. Seperti yang dilakukan Aef Saepudin, ia mengolah lahan rawa ditanami komoditas khas Kota Bogor, yakni talas. Enam bulan lalu atau tepatnya pada Oktober 2019, pria berusia 55 tahun ini kembali menggarap lahan rawa seluas 4.165 meter persegi untuk ditanami sebanyak 3.000 bibit talas. Bibit-bibit talas tersebut ditanam dengan jarak ideal satu meter antar baris dan 60 sentimeter antar tanaman.
"Pengaturan jarak tanam memang perlu dilakukan agar menghasilkan talas sesuai yang diinginkan, hasilnya bagus. Kalau jarak taman terlalu rapat itu tidak bagus mempengaruhi pertumbuhannya, daun talas juga akan bersinggungan dengan daun yang lain," kata Aef saat ditemui JagadTani.id di ladangnya di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat (13/3) kemarin.
Baca juga: Naik Daun Philodendron dan Anthurium
Menurut Aef, di lahan rawa ini jenis talas yang cocok untuk dibudidayakan yaitu talas merah. Dipilihnya talas jenis ini juga dikarenakan hasilnya sudah diketahui di mana umbinya berukuran besar hingga mencapai berat lima kilogram dengan panjang bisa mencapai 20 sentimeter. Selain itu, umbi talas merah ini juga banyak diminati dan sangat dibutuhkan terutama untuk bahan baku produk olahan kue bolu.
"Talas merah ini punya ciri pangkal pelepahnya berwarna agak merah ini. Saya tanam talas merah sudah tiga kali dan sekarang ini memasuki masa tanam keempat. Memang banyak orang yang enggan menanam talas, iya dikarenakan lama masa tanamnya hingga panen itu sembilan bulan," ungkapnya.
Dalam budidaya talas, lanjutnya, ada hal-hal yang mesti diperhatikan agar talas tumbuh optimal. Pembersihan ilalang di sekitar tanaman itu rutin dilakukan setiap dua bulan sekali. Tak hanya ilalang, bersamaan anak tunas talas yang tumbuh di sekitar induk talas harus juga dipangkas. Setelah proses itu, dilanjutkan pemupukan menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan ternak.
"Untuk pengendalian hama saya lakukan penyemprotan pada tanaman. Tapi pada musim hujan seperti sekarang ini hama ulat hijau hampir tidak ada, paling ada daun talas dimakan oleh belalang. Tapi itu juga tidak terlalu mengganggu begitu signifikan," imbuhnya.
Baca juga: Panen di Bekas Ladang Ganja
Dirinya mengaku, setiap kali panen talas hasil budidayanya tak dijual olehnya ke pasar lokal. Ia memilih menjual 3.000 tanaman talas secara borongan dengan dihargai sebesar Rp25.000.000. Harga talas di tingkat eceran sendiri, kata Aef, saat ini rata-rata dikisaran Rp30.000-50.000 untuk umbi seberat lima kilogram.
"Mereka yang beli datang ke sini. Nah, biasanya tiga bulan jelang panen sudah ada yang menawar. Iya, kalau (dijual ke pasar) banyak seperti ini juga jadi ribet, jadinya dijual borongan saja," tandasnya.