• 25 November 2024

Ditjenbun Gelar Workshop Teknologi Pengendali Cuaca Atasi Kebakaran

Jagadtani - Kebakaran hutan hingga lahan pertanian sangat merugikan berbagai pihak, terlebih bagi pemilik kebun yang harus rela kehilangan hasil panennya. 

Untuk mengatasi terjadinya kebakaran lahan, kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan gelar workshop bertajuk “Workshop Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Upaya Mencegah Kebakaran Lahan dan Meningkatkan Produktivitas Perkebunan” di Provinsi Jambi.

Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari Program BioCarbon Fund Initiative for Sustainable Forest Landscapes (BioCF-ISFL) yang berasal dari Hibah Bank Dunia.

Menurut Pj Bupati Muaro Jambi, Raden Najmi, yang bertindak sebagai tuan rumah, Provinsi Jambi merupakan salah satu dari sepuluh besar provinsi produsen utama kelapa sawit di Indonesia.

Workshop Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Upaya Mencegah Kebakaran Lahan dan Meningk"Workshop Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Upaya Mencegah Kebakaran Lahan dan Meningkatkan Produktivitas Perkebunan"

“Kita perlu meningkatkan manajemen perkebunan untuk mendukung pembangunan perkebunan yang berkelanjutan dan mengurangi insiden karhutla,” ungkapnya.

Sebagai informasi, workshop ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada pelaku usaha perkebunan, khususnya dinas perkebunan dan perusahaan perkebunan dalam upaya pengendalian kebakaran lahan melalui penerapan teknologi rekayasa cuaca.

“Diharapkan workshop ini dapat menjadi panduan bagi pihak terkait dalam penerapan kebijakan dan praktik pertanian yang ramah lingkungan, khusus pada sektor perkebunan kelapa sawit. Kesuksesan penerapan teknologi rekayasa cuaca diharapkan akan memberikan manfaat peningkatan produktivitas usaha perkebunan kelapa sawit dan mengurangi resiko terhadap ancaman kebakaran lahan di masa depan,” harap Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro.

Hadir menjadi narasumber, Heri Budi Wibowo dan Djoko Goenawan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, membahas tentang Teknologi Rekayasa Cuaca untuk mengatasi kekeringan dan kebakakaran di kebun sawit. Teknologi ini, berbasis penggunaan drone, dirancang untuk mengatasi kekeringan yang sering memicu kebakaran, dengan menciptakan hujan buatan melalui proses penyemaian awan.

Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan terkini, kerjasama antarsektor, dan teknologi inovatif, Direktorat Jenderal Perkebunan berupaya keras untuk mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi oleh industri sawit, sekaligus memastikan keberlanjutan dan keamanan lingkungan hidup dan ekonomi nasional.

Sejalan dengan semangat keberlanjutan dan konservasi lingkungan, harapan ke depannya dapat menjadi panduan bagi pihak terkait dalam penerapan kebijakan dan praktik pertanian khusus pada sektor perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan.

Pada kesempatan berbeda, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, terus menekankan betapa pentingnya memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit dengan menjaga keberlanjutan lingkungan, karena kelapa sawit, memiliki peran penting dalam ekonomi nasional dan pembangunan.

Ia menjelaskan, perkebunan kelapa sawit dihadapkan pada tantangan besar selain kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi terutama saat pembukaan lahan, juga produktivitas nya masih harus dioptimalkan.

Related News