• 17 September 2024

Pengembangan Budidaya Rumput Laut 50 Ha di Rote Ndao

uploads/news/2024/09/modeling-budidaya-rumput-laut-12045f1419de569.jpg

Jagadtani - Dengan membangun modeling budidaya rumput laut seluas 50 hektar di Rote Ndao - Nusa Tenggara Timur (NTT), pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya menggenjot produksi rumput laut nasional sebagai upaya hilirisasi komoditas tersebut. Program pembangunan modeling tersebut merupakan langkah terbaru pihak KKP.

Daerah Rote Ndao sebagai salah satu Kabupaten yang memberikan kontribusi terbesar pada total produksi rumput laut di Provinsi NTT, hal ini sesuai dari Satu Data KKP. Ditambah lagi rumput laut Rote Ndao menjadi salah satu rumput laut terbaik dari Indonesia di pasar dunia. 

“Berdasarkan data tersebut yang membuat kami memilih Rote Ndao sebagai wilayah yang akan dikembangkan modeling budidaya rumput laut,” tegas Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi di Jakarta, Senin (02/09).

Potensi lahan yang berpotensi dikembangkan untuk kegiatan budidaya rumput laut di Rote Ndao mencapai seluas 32 ribu hektare. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat baru sekitar 6,9% lahan yang termanfaatkan untuk budidaya rumput laut.

 “Saya juga mendapat informasi, rumput laut di Rote Ndao menjadi penyokong kehidupan masyarakat. Ada sekitar 4.615 pembudidaya rumput laut di sana. Bahkan masyarakat pesisirnya menganggap budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas Tebe.

Dirjen Tebe kembali menjelaskan Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk melakukan hilirisasi rumput laut melalui modeling budidaya rumput laut yang  ditargetkan di lima wilayah, salah satunya di Rote Ndao di NTT.

“Program modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao seluas 50 hektare ini diarahkan pada sistem pengelolaan budidaya rumput laut yang terintegrasi berbasis kawasan dan mengimplementasikan konsep ekonomi biru, sehingga akan mampu meningkatkan produksi maupun produktivitas untuk mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan usaha budidaya” papar Tebe.

Seperti pada modeling budidaya rumput laut di Wakatobi yang dibangun tahun 2023 lalu, Dirjen Tebe menjelaskan bahwa modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao juga akan dibangun unit produksi bibit rumput laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut. 

“Kami sangat berharap Pemerintah Daerah Rote Ndao dapat mengelola, memanfaatkan dan mengoperasionalkan modeling budidaya rumput laut ini dengan baik dan berkelanjutan. Terutama untuk penyediaan SDM yang bisa menangani produksi bibit rumput laut kultur jaringan di UPBRL nantinya,” tegas Tebe.

Lebih lanjut Tebe mengatakan dengan UPBRL yang dapat beroperasional dengan baik, maka dapat menghasilkan bibit rumput laut yang berkualitas, sehingga mampu memenuhi ketersediaan bibit rumput laut bagi pembudidaya di wilayah Rote Ndao. 

Untuk yang akan melakukan pembinaan dalam pengembangan modeling budidaya rumput laut adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok. Terutama menyediakan teknologi bagaimana memproduksi planlet bibit rumput laut kultur jaringan kepada SDM yang mumpuni dari Rote Ndao. Adapun beberapa sifat unggul dari bibit rumput laut kultur jaringan yaitu pertumbuhan yang lebih cepat, tahan terhadap perubahan cuaca dan penyakit.

Pejabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, karena Rote Ndao dipilih sebagai salah satu wilayah pembangunan modeling budidaya rumput laut.

“Kami siap mendukung dan menjalankan program Kementerian Kelautan dan Perikanan dan yang diamanatkan juga oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Kami sudah siapkan SDM untuk dapat memproduksi bibit rumput laut kultur jaringan dalam memenuhi kebutuhan bibit bagi pembudidaya rumput laut di Rote Ndao,” ucap Maks.

Budidaya rumput laut di Rote Ndao masih sangat alami dan selalu menjaga kelestarian dan kesehatan laut. Lanjut Maks, Program modeling budidaya rumput laut yang diusung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan menggunakan pelampung ramah lingkungan sangat kami dukung, karena program tersebut menjaga lingkungan. Selain itu program KKP ini sangat mengedepankan aspek mutu dan kualitas, sehingga dapat menjaga produksi rumput laut Rote Ndao sebagai salah satu rumput laut terbaik di dunia.

Maks menambahkan bahwa pihaknya juga memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana untuk mendukung peningkatan produksi budidaya rumput laut di Rote Ndao. Selain itu juga Pemerintah Rote Ndao sering mengadakan pertemuan-pertemuan seperti sosialisasi bagaimana cara budidaya rumput laut yang baik dan berkelanjutan untuk pembudidaya disana.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan peningkatan produktivitas budidaya rumput laut melalui program modeling sebagai upaya mendukung geliat hilirisasi komoditas tersebut. Sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia, pemerintah ingin meningkatkan daya saing produk rumput laut di pasar global sehingga nilai ekspor yang dihasilkan lebih optimal.

Related News