Mutis Timau Menjadi Taman Nasional Termuda Indonesia
Jagadtani - Deklarasi kawasan cagar alam Mutis Timau menjadi Taman Nasional Mutis Timau telah dilakukan secara hybrid di dua lokasi terpisah, yakni Bali dan Fatuminasi. Dengan menjadi Taman Nasional Mutis Timau, tentunya kini Indonesia telah memiliki Taman Nasional sebanyak 56 TN.
Dalam Deklarasi TN Mutis Timau yang memiliki luas 88.789 hektare (ha) di Bali dihadiri Menteri LHK Siti Nurbaya, President and CEO of the Bezos Earth Fund (BEF), Andrew Steer dan Senior Fellow BEF, Lord Zac Goldsmith.
Sedang deklarasi di Taman Nasional Mutis Timau, tepatnya di Fatumnasi, yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Prof. Satyawan Pudyatmoko, Pj. Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), serta jajaran Direktur lingkup KSDAE.
Dalam sambutannya, Menteri LHK menekankan pentingnya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di kawasan Taman Nasional Mutis Timau. “Taman Nasional Mutis Timau bukan hanya menjadi paru-paru bagi Nusa Tenggara Timur, tetapi juga menjadi simbol sekaligus implementasi penting upaya kita dalam menjaga kekayaan alam Indonesia yang memiliki keunikan biodiversitas harus dilestarikan demi generasi mendatang,” jelas Menteri LHK di G20 Mangrove Center Wantilan, Bali, pada Minggu, (08/08).
Di lokasi lain, Direktorat Jenderal KSDAE mengarahkan pengelola taman nasional untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, BUMN/BUMD, media, pihak swasta, akademisi, juga masyarakat sekitar kawasan.
“Salah satu strategi dalam pengelolaan TN Mutis Timau ini adalah pelibatan masyarakat di sekitar kawasan, termasuk masyarakat adat. Peran serta masyarakat ini diharapkan menjadi salah satu pengungkit peningkatan ekonomi, sehingga dapat mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera,” jelas Dirjen KSDAE, di Fatumnasi, Mutis Timau, NTT.
Setelah melakukan seremonial deklarasi TN Mutis Timau, Dirjen KSDAE menyerahkan SK TN Mutis Timau kepada pemerintah daerah. Rombongan Dirjen KSDAE melanjutkan berkendara menuju kawasan Padang Satu untuk meninjau salah satu lokasi di kawasan TN Mutis Timau. Dirjen KSDAE didampingi oleh Kepala Balai Besar KSDA NTT.
Taman Nasional Mutis Timau menjadi taman nasional ke-56 di Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri LHK Nomor 96 Tahun 2024 tentang Perubahan Fungsi Dalam Fungsi Pokok Cagar Alam Mutis Timau menjadi Taman Nasional dan Perubahan Fungsi Antar Fungsi Pokok Kawasan Hutan Lindung Mutis Timau Menjadi Taman Nasional di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi NTT.
Dalam keputusan tersebut, disebutkan kawasan Taman Nasional Mutis Timau memiliki luas kurang lebih 78.789 hektar. Sebelumnya, kawasan TN Mutis Timau adalah kawasan Cagar Alam Mutis Timau yang memiliki luas 12.315 hektar dan kawasan hutan lindung seluas 66.473 hektar, yang termasuk dalam tiga kabupaten, yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Kupang.
Mutis Timau menjadi rumah bagi berbagai jenis keanekaragaman hayati yang unik, di antaranya adalah keberadaan Ampupu (Eucalyptus urophylla), yaitu jenis tumbuhan endemik yang penyebaran alaminya ada di NTT. Ampupu juga mengandung minyak atsiri yang berkhasiat sebagai anti bakteri, anti virus, anti inflamasi, analgesik, anti infeksi, insektisida dan ekspektoran, juga menjadi sumber plasma nutfah bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Selain itu, Mutis Timau menjadi rumah bagi 88 spesies burung, 8 spesies mamalia, termasuk Kus-Kus dan Rusa Timor yang dilindungi.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Ayodhia Kalake menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan kawasan konservasi Mutis Timau.
Lebih lanjut, Ayodhia Kalake berharap dengan dideklarasikannya Mutis Timau sebagai Taman Nasional, dapat memberikan manfaat bagi NTT, terutama bagi masyarakat sekitar kawasan. Dengan diresmikannya Taman Nasional Mutis Timau, kini NTT memiliki lima taman nasional dan menjadi provinsi dengan taman nasional terbanyak di Indonesia.
Mutis adalah ibu atau Mama bagi masyarakat Timor, mari kita jaga dan lestarikan. Salam Konservasi!