• 19 September 2024

BUNEX 2024, Produk UMKM Perkebunan Naik Kelas

Jagadtani - Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2024 sebagai ajang pameran produk perkebunan yang diikuti pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tentu berpeluang untuk menaikan kelas ke pasar nasional hingga Internasional. 

Dengan UMKM, tentu diharapkan juga dapat menyerap banyak lapangan kerja, termasuk membuka peluang yang cukup signfikan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan, UMKM harus naik kelas dan memiliki strategi cerdas agar bisa tumbuh pesat menembus pasar. “Menjadi pengusaha agar bisa melompat jauh menjangkau pasar yang lebih luas. Harus bisa mencermati atau mengatur strategi untuk berinovasi dan ciptakan peluang pasar secara tepat guna,” tegas Mentan.

Sejalan dengan arahan Mentan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengatakan, UMKM merupakan pilar penting pembangunan ekonomi Indonesia, untuk itu perlu di dorong agar diperluas dan dapat naik kelas, sehingga bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian, dan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

“Beberapa tahun belakangan ini kami mendorong ke sana untuk kopi, kakao, kelapa dan komoditas perkebunan lainnya, tidak hanya menjual biji saja, contohnya kopi, tetapi kita siapkan dari produksi sampai hingga siap untuk disajikan, dari hulu ke hilir kita siapkan, diharapkan sub sektor perkebunan makin memiliki penguatan,” imbuh Heru.

Buah kopi yang dipamerkan pada BUNEX 2024"Buah kopi yang dipamerkan pada BUNEX 2024"

Menurut Heru, beberapa hal yang menjadi tantangan perkebunan yaitu mulai dari tanaman perkebunan yang sudah tua, lahan perkebunan yang terbatas, dan lainnya. “Kami lakukan produksi melalui benih unggul, peremajaan, ekspansi dengan memanfaatkan luasan yang ada, ekstensifikasi dengan tidak merusak lingkungan, sehingga tidak hanya sekedar mengejar produksi dan pertumbuhan, tetapi juga bagaimana menyelamatkan lingkungan tetap lestari,” kata Heru.

Heru menambahkan, dengan adanya tantangan seperti tata kelola perkebunan yang masih harus diperbaiki, karena itu, satgas sawit didirikan sebagai upaya perbaikan. “Menumbuhkan investasi masih terus kita kerjakan agar mudah dan cepat melalui Online Single Submission (OSS) untuk mendorong investasi lebih banyak lagi baik dari hulu hingga hilir,” ujar Heru lagi.

Lebih lanjut, Heru menyampaikan perkebunan menyumbang ekspor paling besar di sektor pertanian, salah satunya kopi yang industri hilirnya semakin menjamur. Ada berbagai macam jenis kopi di Indonesia, dan setiap daerah memiliki cita rasa khas yang berbeda-beda.

“Kita persiapkan agar produk perkebunan bisa diterima di pasar melalui penerapan standar yg diminta oleh pasar, bimtek, pendampingan, hilirisasi yang akan diserap semakin banyak, pertambahan penduduk akan semakin tumbuh,” ungkap Heru.

Dalam pagelaran Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2024 yang disponsori langsung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Heru berharap ekspor perkebunan meningkat melalui ajang tersebut. Pihaknya mengundang para UMKM produk perkebunan secara gratis untuk mempromosikan produknya.

“Peluang bagi UMKM untuk dipromosikan melalui BUNEX dan menjadi bekal agar semakin siap dalam menghadapi tantangan perkebunan maupun pasar global kedepannya,” tutup Heru.

Related News