Daun Semanggi Jadi Inspirasi Soekarno Buat Jembatan
Jagadtani - Desain Jembatan Semanggi ternyata terinspirasi dari bentuk daun semanggi, ini merupakan sebuah inisiasi presiden pertama Indonesia yakni Ir. Soekarno pada 1961 untuk membuat sebuah jembatan yang berada di Jakarta Selatan.
Jembatan Semanggi atau disebut juga sebagai Simpang Susun Semanggi terletak di persimpangan antara Jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman.
Dalam buku yang berjudul “Asal-Usul Djakarta Tempoe Doeloe” karya Zaenuddin HM, dijelaskan bahwa pemilihan nama semanggi dikarenakan kawasan tersebut dulunya merupakan rawa-rawa yang dipenuhi pohon semanggi.
Itulah sebabnya jembatan tersebut diberi nama Jembatan Semanggi.
Semanggi, yang dalam bahasa latin dikenal sebagai Salviniales, adalah tumbuhan kelompok paku air dari genus Marsileaceae yang biasanya tumbuh di area rawa dan persawahan.
Menurut Soekarno, daun semanggi mempunyai nilai filosofi yang mendalam. Susunan daun semanggi dianggap merupakan simbol pemersatu bangsa.
Daun Semanggi memiliki morfologi yang unik menyerupai sebuah payung, karena terdiri dari empat kelopak anak daun.
Presiden Soekarno mengibaratkan daun semanggi ini seperti ‘suh’ atau pengikat sapu lidi. Tanpa ‘suh’, lidih-lidih akan berhamburan, namu sebaliknya jika lidih-lidih menggunakan ‘suh’, akan menjadi satu kesatuan yang kokoh dan bermanfaat menjadi alat pembersih.
Dengan demikian, filosofi tersebut mengisyaratkan jembatan semanggi menjadi sebuah kesatuan, kekuatan, serta kebermanfaatan untuk seluruh lapisan masyarakat.
Awalnya dulu Soekarno berencana membangun stadion olahraga sepakbola megah di kawasan Senayan, Jakarta.
Pembangunan stadion tersebut ditengarai karena sekaligus mempersiapkan perhelatan Pesta Olahraga Asia 1962.
Namun Ir. Sutami yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum, mengusulkan untuk dibangun sebuah jembatan agar bisa mengatasi kemacetan pada wilayah-wilayah seperti Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto yang memang dikenal memiliki arus lalu lintas yang padat.
Akhirnya, proyek pembangunan Stadion di Senayan, yang kini dikenal sebagai Stadion Gelora Bung Karno (GBK), dan Jembatan Semanggi digabungkan menjadi satu proyek untuk menyambut Pesta Olahraga Asia 1962.