"Karakter ketika bertarung seperti tidak pernah lelah, selalu memukul lawannya. Tentu banyak penghobi ayam tarung ingin memiliki sebagai jagoannya."
Jagadtani - Berasal dari hasil silangan ayam Pama (Myanmar) dan ayam Saigon (Vietnam), ayam Mangon mulai dikawinsilang pada 300 - 400 tahun lalu karena keinginan raja Myanmar yang tidak puasa atas kekalahannya melawan ayam milik raja Thailand.
Hasil persilangan tersebut membuat ayam Mangon memiliki garis keturunan dalam daya tahan menerima pukulan, pukulan yang keras hingga stamina cukup tangguh. Untuk kekuatan ayam Mangon merupakan keturunan dari ayam Saigon, sedangkan kecepatan diperoleh dari garis keturunan ayam Pama.
Menurut Abdullah, karakter ayam Mangon ketika bertarung seperti tidak lelah dalam memukul lawannya. "Selain kuat dan pukul jalur secara terus menerus, daya tahan tubuhnya termasuk tangguh. Keunggulan ini yang membuat saya suka memelihara ayam Mangon."
Keunggulan ayam Mangon, selain pukulan yang keras ,cepat dan akurat hingga pukulan yang dilancar sangat berpotensi membuat lawan cepat terkalahkan.
Namun untuk mendapatkan ayam Mangon berkualitas, harus melakukan perawatan agar memperoleh hasil maksimal.
Untuk perawatan yang dapat dilakukan pada ayam Mangon, meliputi pemberian pakan, penjemuran, memandikan, olahraga fisik hingga Abar (latihan tanding).
Harga ayam Mangon pun masih cukup tinggi di Indonesia, berkisar dari Rp300 - jutaan rupiah. Harga tersebut sangat bergantung dari garis bawaan indukan yang dibawa.
Bicara tentang garis keturunan, Sahabat Tani harus memastikan ayam Mangon yang dibeli harus asli agar mendapatkan karakter dalam berlaga.