• 22 November 2024

Tradisi Pertanian Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Jagadtani - Indonesia dikenal kental dengan tradisi adat dan budaya peninggalan leluhur mereka, yang masih hidup dan berkembang hingga saat ini.

Salah satu contoh unik adalah tradisi pertanian yang diadakan untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Tradisi ini tidak hanya merupakan bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW tetapi juga cara masyarakat menjaga hubungan harmonis dengan alam dan mempererat tali persaudaraan.

Makna Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang merupakan hari besar dalam kalender Islam.

Diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah, yang mana pada tahun ini Maulid Nabi Muhammad SAW memasuki tahun 1446 Hijriyah.

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Perayaan ini bertujuan untuk mengenang dan menghormati kehidupan serta ajaran Nabi Muhammad SAW, yang dianggap sebagai teladan terbaik dalam berbagai aspek kehidupan.

Tradisi Pertanian Dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Sebuah penelitian dalam jurnal “Etnobotani Sajian Buah-Buahan Dalam Memperingati Maulid Nabi SAW Di Dusun Banjarsari Bakalan Bululawang Malang” membahas mengenai tradisi pertanian dalam hal menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Banjarsari Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Dalam penelitiannya, masyarakat adat Dusun Banjarsari Bululawang kerap kali melakukan tradisi berbau pertanian yakni dengan menyajikan hasil-hasil pertanian lokal mereka seperti buah-buahan untuk dijadikan hidangan bersama dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

Namun, kini sudah mulai tergurus oleh era modernisasi yang mengakibatkan tradisi sajian hasil pertanian lokal tersebut lambat laun mulai sirna.

Tradisi ini diwariskan oleh para leluhur sebagai bentuk ungkapan syukur atas rahmat Allah SWT serta untuk mengajarkan pentingnya menjaga alam dan lingkungan, sekaligus memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan lokal secara berkelanjutan. 

Sebagai contoh perubahan dalam tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di masyarakat Dusun Banjarsari Bululawang, terdapat pergeseran dalam jenis sajian dari tahun ke tahun, di mana beberapa hidangan tradisional digantikan oleh produk-produk luar.

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa buah, seperti jambu monyet, jeruk bali, degan, juwet, dan sawo, yang dulu sering disajikan pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW sekitar tahun 1990, kini sudah tidak lagi digunakan. Buah-buahan ini hanya dapat dipertahankan hingga awal tahun 2000.

Berdasarkan catatan hasil penelitian peneliti, berikut tabel perubahan sajian buah dari tahun ke tahun hingga masa kini.

Tradisi Pertanian Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW"Tradisi Pertanian Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW"

Tradisi di masyarakat Dusun Banjarsari Bululawang ternyata juga tidak sebatas penyajiannya saja, bahkan wadah yang digunakan juga berasal dari hasil pertanian. 

Namun sayangnya, wadah yang biasa digunakan dalam tradisi tersebut juga mulai punah akibat modernisasi.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa wadah anyaman tradisional yang digunakan pada tahun 1990 kini telah digantikan oleh produk plastik yang ada di pasaran.

Pergeseran ini telah mengurangi nilai estetika yang seharusnya dipertahankan, mengingat anyaman tersebut memiliki nilai budaya dan kearifan lokal yang sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal tersebut, berikut tabel perubahan wadah sajian dalam tradisi menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi Pertanian Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW"Tradisi Pertanian Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW"

Memang tidak dapat dipungkiri, perkembangan zaman di era modernisasi yang begitu pesat, masyarakat merasa prihatin terhadap generasi-generasi penerus yang abai terhadap nilai-nilai budaya yang justru penting untuk kehidupan dalam menjaga lingkungan dan alam.

Bahwasanya, para leluhur mewariskan tradisi serta kearifan lokal yang mengajarkan masyarakat untuk hidup selaras dengan lingkungan dan menghargai alam.

Jika nilai-nilai tersebut tidak diteruskan dan dilestarikan, mengakitbakan risiko kehilangan warisan budaya yang kaya dan penting untuk keberlanjutan hidup di masa depan.

 

 

Sumber: Jurnal Archipelagoes Wildlife and Life Science, 2024. judul "Etnobotani Sajian Buah-Buahan Dalam Memperingati Maulid Nabi SAW Di Dusun Banjarsari Bakalan Bululawang Malang” karya Ika Agustin, Maimunah A Wahab, Hafsah Haerudin, Rasmi Hi Panu.

Related News