• 13 October 2024

Getah Pinus Jadi Bahan Marka Jalan Tol Sumatera

uploads/news/2024/09/getah-pinus-jadi-bahan-34125d05c7fb90f.jpg

Jagadtani - Gondorukem sebagai hasil olahan dari bahan dasar getah Pinus dan griserol dari sawit telah berhasil dijadikan sebagai marka jalan tol. Keberhasilan ini merupakan sinergi Perum Perhutani melalui Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Hasil Hutan Bukan Kayu (KBM IHHBK) Jawa Tengah dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Hakaaston (anak perusahaan PT Hutama Karya).

Walau masih uji coba, bahan olahan tersebut diaplikasikan sebagai road marking (Marka jalan) di Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar.

Dalam uji coba tersebut, dihadiri oleh General Manager Perhutani KBM IHHBK Jawa Tengah Dani Setyo Nugroho beserta jajaran, Direktur Utama PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll Ir. I Wayan Mandia, Dosen peneliti ITB Aqsha S.T.M.Sc.Phd, Kepala Departemen Teknik PT Hakaaston Ade Rinanto dan segenap perwakilan instansi terlibat.

Proyek ujicoba Road marking ini merupakan hasil penelitian bersama antara ITB dan Perum Pehutani yang menggandeng PT Hakaaston sebagai pengguna. Road marking di Tol Bakauheni–Terbanggi Besar km 125-126 sepenuhnya menggunakan road marking produksi Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) Pemalang.

Dani Setyo Nugroho mengungkapkan Road marking produksi PPCI Pemalang menggunakan binder/perekat derivat gondorukem yaitu Pentaerythritol rosin ester (PRE) sebagai pengganti C5 yang berasal dari minyak bumi.

Road marking produk PPCI Pemalang menjadi produk yang sustainable, renewable, meningkatkan nilai TKDN dan lebih ramah lingkungan dibanding produk yang ada sebelumnya.

“Ïni merupakan bentuk sinergi BUMN dan Inovasi Hijau, di mana Perhutani bersama ITB mengganti bahan baku road marking berbahan dasar fosil menjadi road marking yang berbahan dasar derivat gondorukem yang diproduksi oleh PPCI Pemalang,” ungkapnya.

Sebelumnya, PPCI sudah melakukan pengujian di Balai Besar Standarisasi Dan Pelayanan Jasa Industri Bahan dan Barang Teknik Kementerian Perindustrian dengan hasil sesuai standar marka jalan yaitu AASHTO M.249-98. Dengan potensi kebutuhan marka jalan nasional sebesar + 90.000 Ton per tahun (setara kebutuhan PRE 18.000 ton/tahun) diharapkan marka jalan ini dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi Perhutani dengan perbaikan berkelanjutan produk, penetrasi pasar maupun dengan sinergi BUMN. 

Related News