Irigasi Perpompaan Atasi Permasalahan Kekeringan Persawahan Banten
Jagadtani - Kebutuhan air dalam sektor pertanian sebagai kunci keberhasilan panen, hal tersebut dibuktikan Kelompok Tani (Poktan) Sri Mulya di Kabupaten Serang yang berhasil meraih hasil panen dengan memanfaatkan bantuan irpom dari Kementerian Pertanian.
Bantuan irigasi perpompaan (irpom) bagi sektor pertanian merupakan inisiasi dari Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mengatasi kekeringan yang berpotensi mengurangi hasil panen.
Dalam berbagai kesempatan, Mentan Amran memang menekankan solusi tercepat untuk menjaga ketahanan pangan yaitu dengan bantuan irpom dan pompanisasi.
Dan kini terbukti, Poktan Sri Mulya sukses memanen padi seluas 35 Ha dan akan kembali melakukan penanaman yang kedua kalinya di bulan Oktober.
Padahal sebelumnya, Poktan Sri Mulya hanya bisa melakukan penanaman sekali dalam setahun karena keterbatasan air di wilayahnya. Keberhasilan ini tentunya menjadi bukti nyata efektivitas irpom dalam mengatasi keterbatasan air.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan selaku Penanggung Jawab PAT Provinsi Banten, Heru Tri Widarto, kali ini melakukan kunjungan untuk meninjau persiapan lahan untuk tanam kedua di Poktan Sri Mulya, Desa Songgom Jaya, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Sabtu (5/10).
Dalam kunjungan ini, Heru menyatakan, “Keberhasilan ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan petani. Kami berkomitmen untuk terus mendukung poktan agar dapat meningkatkan hasil produksi mereka.”
Ketua Kelompok Tani Sri Mulya, Muktar, yang merasakan langsung manfaat dari bantuan tersebut, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Dengan bantuan Kementerian Pertanian, kami berhasil melewati kekeringan. Kami sangat berterima kasih dan sebagai bukti rasa syukur kami, kami akan segera memulai tanam kedua di bulan Oktober,” ujarnya dengan semangat.
Namun, di balik keberhasilan tersebut, petani menghadapi tantangan dalam mempersiapkan tanam kedua. Salah satu masalah utama yang dihadapi Poktan Sri Mulya saat ini adalah tidak adanya traktor untuk mengolah lahan mereka.
Kondisi ini memengaruhi proses persiapan lahan, yang dapat menghambat siklus tanam dan mengurangi efisiensi hasil panen.
Merespons hal tersebut, Heru berusaha memberikan solusi konkret. Dalam dialog dengan para petani, Heru menyampaikan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk memberikan bantuan traktor kepada Poktan Sri Mulya.
“Kami menyadari bahwa pengolahan lahan adalah faktor penting untuk persiapan tanam kedua. Untuk mempercepat proses ini, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten agar traktor bisa segera dipinjamkan ke kelompok tani, sehingga persiapan tanam kedua dapat dilakukan tepat waktu,” ujar Heru.
Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat proses pengolahan tanah, sehingga poktan dapat segera melanjutkan ke tahap penanaman kedua dengan lancar. Berbagai dukungan diberikan sebagai bagian dari komitmen Kementerian Pertanian dalam membantu petani mengatasi kendala teknis di lapangan.