Industri Ayam Pedaging Siap Dukung Program Makan Bergizi
Jagadtani - Dalam membahas kesiapan industri ayam pedaging dalam mendukung program makan bergizi gratis, Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di Semarang.
Program sebagai bagian dari prioritas kebijakan pemerintah ini diharapkan dapat memastikan ketersediaan protein hewani yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.
Program makan bergizi ditargetkan akan menjangkau sekitar 12,4 hingga 14,1 juta anak sekolah di seluruh Indonesia mulai 2025.
Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Makmun, menekankan bahwa dukungan terhadap Program Makan Bergizi Gratis ini akan mendukung ketahanan pangan nasional serta kesejahteraan peternak.
“Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan konsumsi daging ayam, tetapi juga diharapkan dapat memperkuat keberlanjutan peternakan lokal,” kata Makmun.
Para pemangku kepentingan dalam FGD ini, termasuk perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan dari berbagai provinsi, menggarisbawahi beberapa tantangan dalam industri ayam pedaging nasional.
Salah satunya adalah fluktuasi harga pakan dan bibit ayam (DOC), yang memengaruhi stabilitas pasokan dan harga. Meski demikian, Indonesia memproyeksikan surplus produksi ayam pedaging sebesar 120 ribu ton pada 2024, yang menjadi dasar optimisme dalam memenuhi kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis.
Selain untuk kebutuhan domestik, Kementan juga menargetkan penguatan daya saing ayam pedaging di pasar Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Perjanjian perdagangan ini mencakup 15 negara Asia-Pasifik, termasuk Jepang dan Korea Selatan, yang memiliki permintaan tinggi akan daging ayam.
Delima H.A. Darmawan dari BRIN mengungkapkan bahwa RCEP menawarkan peluang ekspor besar bagi ayam pedaging, namun harus dipastikan produk lokal dapat bersaing, baik dari segi harga maupun standar kualitas.
Dalam menghadapi persaingan ini, BRIN merekomendasikan penerapan teknologi closed house untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga kualitas produksi.
Pemerintah juga didorong untuk memberikan proteksi bagi peternak lokal agar dapat bersaing dengan produk impor dari negara-negara RCEP.
Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ign. Hariyanta Nugraha, menyampaikan bahwa Jawa Tengah memiliki posisi strategis sebagai penopang utama produksi ayam pedaging nasional, dengan produksi mencapai 792 ribu ton pada 2023.
Visi pembangunan Jawa Tengah hingga 2045 adalah menjadi penopang pangan nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis peternakan yang berkelanjutan.
Menurutnya, potensi besar ini perlu terus didorong, baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Para peserta FGD, termasuk dari industri dan akademisi, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan peneliti dalam memastikan keberlanjutan produksi ayam pedaging di Indonesia.
Diharapkan langkah-langkah ini tidak hanya mendukung Program Makan Bergizi Gratis, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian subsektor peternakan nasional dalam jangka panjang.