• 22 November 2024

Peternakan Berkelanjutan Jadi Langkah Strategis Kementan Dalam Ketahanan Pangan

Jagadtani - Mengatasi tantangan ketahanan pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) sedang berupaya melakukan langkah strategis melalui pendekatan peternakan berkelanjutan.

Langkah strategis tersebut dipaparkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda pada The 2nd International Conference on Sustainable Animal Resource and Environment yang digelar di IPB University, Bogor.

Agung Suganda, menyoroti peran penting subsektor peternakan Indonesia guna menjawab isu ketahanan pangan dan lingkungan.

Kementan Bangun Ketahanan Pangan melalui Peternakan Berkelanjutan"Kementan Bangun Ketahanan Pangan melalui Peternakan Berkelanjutan"

Agung menjelaskan bahwa pemerintah tengah menyusun cetak biru (blueprint) pembangunan peternakan sepuluh tahun ke depan. Blueprint ini diharapkan menjadi peta jalan untuk memajukan industri peternakan nasional dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan. "Kita tidak hanya bicara soal peningkatan produksi, tetapi juga bagaimana caranya agar produksi ini tidak merusak lingkungan," tegasnya.

Sekretaris IPB University, Agus Purwito, menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri untuk mencapai tujuan tersebut. "Konferensi ini adalah kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan merumuskan langkah-langkah konkret dalam membangun subsektor peternakan yang lebih ramah lingkungan," tambahnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Idat Galih Permana, menyatakan pentingnya pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan. "Subsektor peternakan sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional, namun kita harus memastikan bahwa peningkatan produksi tidak mengorbankan kelestarian lingkungan," ungkap Idat.

Sebagai upaya konkret untuk mewujudkan ketahanan pangan, Dirjen Agung mengungkapkan beberapa program prioritas, termasuk pengembangan populasi sapi perah dan sapi pedaging, yang menurutnya penting untuk menutup defisit komoditas tersebut.

Melalui kerja sama dengan sektor swasta, 53 perusahaan telah berkomitmen untuk menambah 1,1 juta ekor sapi perah, dan 67 perusahaan akan meningkatkan populasi sapi potong hingga 600 ribu ekor.

"Kita telah mengidentifikasi lebih dari 1,5 juta hektar lahan yang siap dikembangkan untuk peternakan dan industri," tambah Agung

Selain itu, Agung mengajak dunia riset untuk terlibat aktif dalam mencari solusi bagi tantangan yang ada. Menurutnya, penelitian sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan yang mendukung keberlanjutan. "Pemerintah membutuhkan masukan dari riset untuk membuat regulasi yang efektif, baik dalam hal pengelolaan limbah hingga penggunaan air yang lebih bijak," ujarnya.

Menutup paparannya, Dirjen Agung mengajak seluruh pihak untuk berinovasi dan bersinergi demi mewujudkan subsektor peternakan yang tangguh dan berkelanjutan. "Kita harus memastikan bahwa peternakan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga berperan dalam melestarikan lingkungan," pungkasnya.

Dengan langkah-langkah konkret dan kolaboratif ini, pemerintah berharap dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pembangunan yang inklusif di Indonesia.

Related News