Anggur Impor Bermasalah, Saatnya Anggur Lokal Berjaya?
Jagadtani - Pihak BPOM Republik Indonesia mengklaim belum menemukan anggur Shine Muscat yang mengandung residu kimia berbahaya, seperti halnya di Negara Thailand.
Tentunya masyarakat Indonesia dapat menarik nafas lega, bila memang benar tidak ada anggur impor yang mengandung residu kimia berbahaya. Namun dibalik manisnya komoditas anggur dipasar Indonesia, ternyata petani anggur lokal masih belum dapat merasakan hasil Manis dari pertanian mereka.
Hal tersebut mengingat, bahwa varietas anggur lokal hingga saat ini masih belum mendapatkan sertifikasi izin beredar. Padahal pendaftaran empat varietas anggur lokal dari Kabupaten Blitar telah didaftarkan sejak akhir tahun lalu.
Empat varietas anggur yang telah didaftarkan meliputi Jatianoman: dari jatinom(nama desa), Boekhori: bukhori dalam transliterasi belanda, Gurdisom:Guru santri Dissa Djatinom, Takripan:kitab Taqrib (fathul qarib mujib kitab favorit mbah bukhori dan mbah sapuan).
Menurut M. Syaifullah, S.I.Kom, - Ketua II PP ASPAI/Taman Langit Grape - Bekasi, sebenarnya saat ini merupakan moment yang tepat untuk perkembangan anggur lokal, namun bila sertifikat dari pemerintah telah disetujui.
" Indonesia pasti bisa swasemba anggur sendiri yang tentunya tetap membutuhkan dukungan pemerintah terutama pelepasan benih yang bersertifikat. Tanpa sertifikat maka peredaran hasil panen maupun benih anggur tidak mendapatkan izin "
Lebih lanjut, M. Syaifullah yang akrab dipanggil Ipoel War-wer ini mengatakan bahwa, kami pihak Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia memastikan siap untuk melakukan pendampingan dalam proses penanaman hingga melakukan panen maupun sistem peredaran dalam penjualan.
"Untuk memastikan anggur lokal yang beredar tidak mengandung residu kimia berbahaya, kami selalu menerapkan pemberian pupuk kimia dengan jumlah yang sesuai ketentuan." Ungkap Ipoel War-wer pada tim Jagadtani.
Pertumbuhan tanaman anggur hingga berbuah memang membutuhkan pemberian pupuk. Untuk pupuk dapat berupa pupuk organik maupun kimia, khusus pupuk kimia dipastikan yang berlabel Biru.
"Pupuk tetap harus digunakan tetapi yang berlabel Biru, namun pemberian akan dihentikan pada dua minggu sebelum masa panen. Langkah ini dipastikan dapat menjaga kualitas pada hasil panen anggur lokal."
Dengan kualitas yang terjaga, tentunya anggur varietas lokal akan memiliki peluang dalam merebut pasaranggur di Indonesia.
Melanjutkan tentang sertifikasi izin peredaran benih anggur lokal, pemerintah harus segera memberikan izin. Bukan birokrasi berbelit yang kerap terjadi pada sistem pemerintahan Indonesia.
"Walaupun benih unggul tetapi kalau belum mendapatkan sertifikat resmi dari pemerintah maka tidak bisa diserap benih anggur lokal." Pungkas Ipoel War-wer.