• 22 November 2024

Pembesaran Ikan Discus di Kolam

Semua prosedur baik makanannya menggunakan cacing, maupun kasih makan burger, itu kita biasakan untuk di kolam ini menggunakan teknik hand feeding ini.

TANGERANG SELATAN – Apakah Sahabat Tani sering memberi makan ikan dengan teknik hand feeding? Inilah yang dilakukan oleh Hendra Gandhi (34), pemilik Zora Discus dan Discus Learning Centre (DLC) saat mencoba pembesaran ikan discus di kolam yang baru berjalan selama kurang lebih tiga minggu.

Dalam teknik hand feeding, ia memakai contoh menggunakan cacing beku sebagai pakannya. Menurutnya, teknik hand feeding ini memiliki beberapa manfaat, salah satunya yaitu dapat melatih mental antara ikan dengan si pemiliknya. Jadi, kalau Sahabat Tani juga memiliki ikan yang ‘takutan’, bisa dicoba dengan menggunakan teknik ini.

“Semua prosedur baik makanannya menggunakan cacing, maupun kasih makan burger, itu kita biasakan untuk di kolam ini menggunakan teknik hand feeding ini.  Karena selama bisa menggunakan teknik hand feeding, lebih baik dipakai saja karena tidak sampai lima menit kok,” ucap Hendra saat ditemui di Kelurahan Jelupang, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten kepada JagadTani belum lama ini di rumahnya.

Baca juga: Sapu-sapu, Sang Pembersih Kolam

“Kalau makanan yang kita pegang sudah hampir tenggelam, biasanya tinggal kita lepas. Dengan kita pegang terus makanannya, sebanyak mungkin cacing ini bisa di makan oleh ikan jadi enggak masuk ke dalam filter pembuangan. Meminimalisir cacing yang terbuang,” tambahnya.

Ia pun menambahkan, ada keunggulan lain dari ikan discus pada makanan yang dikonsumsinya. Ikan Discus ini dapat mengkonsumsi protein yang terdapat di dalam tubuhnya, walaupun tidak makan selama dua bulan lamanya. Ikan discus yang tidak makan apapun tersebut membakar protein cadangan yang ada di dagingnya. Setelah dua bulan berlalu, mulai terlihat bentuk tubuhnya yang kurus.

Baca juga: Ikan Discus, Si Pipih Cantik

Menurutnya, yang paling mudah terlihat itu dari badannya yang kurus dan jidatnya yang semakin tirus. Jika  sudah sampai stadium lanjut, jidatnya akan tipis seperti silet hingga disebut razor head. Untuk ikan yang jidatnya proporsional akan berbentuk tebal.

“Tapi kalau sampai jidatnya setipis itu, kita biasanya sebutnya TBC. TBC itu kan biasanya orang nya kurus kering, Cuma kalau di discus penyebabnya bukan karena microbacterium seperti orang TBC, tapi lebih ke arah penampakannya yang seperti orang TBC, kurus kering” ungkap mantan dokter umum ini.

“Kalau sudah seperti itu, sulit ya, karena jatuhnya coast mengobatinya itu sudah seperti membeli ikan yang baru lagi. Menurut pendapat saya sih, mau diobati atau dikasih makan banyak pun, dari si ikannya sudah ada kerusakan organ internal. Mereka sudah tidak akan bisa tebal lagi. Sangat kecil sekali kemungkinannya,” tutupnya.

Related News