GAPKI Siap Bersinergi Hadapi Tantangan Global Industri Sawit
Jagadtani - Industri sawit Indonesia tengah menghadapi tantangan global, mulai dari potensi krisis pangan dan energi hingga hambatan perdagangan seperti regulasi bebas deforestasi Uni Eropa (EUDR).
Dalam kondisi tersebut, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), berharap pemerintah terus mendukung sawit sebagai komoditas strategis nasional dengan kebijakan yang memperkuat daya saing di pasar global.
“Industri sawit kini menghadapi ketidakpastian global. Diperlukan langkah bijak untuk memposisikan sawit sebagai sumber energi terbarukan dan pangan dunia,” ungkap Eddy dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Nusa Dua, Bali.
GAPKI, lanjut Eddy, siap bersinergi dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat daya saing industri sawit global menuju Indonesia Emas 2045. Stagnasi produksi sawit dalam beberapa tahun terakhir, menurut Eddy, disebabkan lambatnya replanting di lahan petani kecil.
“Kita perlu mempercepat program peremajaan sawit rakyat (PSR) dan memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan, khususnya dalam mendukung peningkatan biodiesel menjadi B50 pada 2026 tanpa mengganggu kebutuhan pangan dan ekspor,” jelas Eddy.
Ketua Panitia IPOC 2024, Mona Surya, juga menyoroti berbagai tantangan industri sawit seperti inflasi global, konflik geopolitik, dan regulasi perdagangan. “Industri sawit tak lepas dari volatilitas harga dan tantangan regulasi seperti EUDR. Kebijakan nasional tetap krusial untuk memastikan pengembangan industri sawit Indonesia,” jelasnya.