Desa Rabak Berpotensi Hasilkan Durian Dan Kopi, Siap Menjadi Desa Wisata Pertanian
Jagadtani - Siap mengembangkan hasil perkebunan Durian dan kopi, membuat Desa Rabak di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, memiliki potensi besar menjadi Desa Wisata Pertanian. Untuk memastikan pengembangan Desa Wisata Pertanian di wilayah Rumping, advokasi lakukan PUSTAKA yang bekerja sama dengan berbagai instansi.
Advokasi ini dihadiri oleh Ketua Tim Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, UPT Agribisnis Distanhortbun, dan tokoh dari IPB University. Dukungan nyata ini diharapkan menjadi langkah awal yang penting bagi Desa Rabak dalam mewujudkan impiannya sebagai destinasi wisata unggulan.
Vivit Wardah R., perwakilan dari PUSTAKA menjelaskan rencana pengembangan desa wisata ini serta kemungkinan dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir Prof. Hadi Susilo Arifin, pakar lanskap IPB. Dalam paparannya, Hadi mengungkapkan bahwa Desa Rabak memiliki potensi besar, khususnya di bidang wisata pertanian durian dan kopi. Bahkan, di kawasan Cijantur, aktivitas seperti memetik kopi dan menyeduh kopi lokal (Rumasa Kopi) telah menarik minat komunitas pecinta kopi, bahkan kini siap untuk lebih dikenalkan ke masyarakat luas.
Desa Rabak juga didorong untuk memaksimalkan jejaring hijau dan biru antarkota yang dapat menambah daya tarik wisata. Hadi menekankan pentingnya mempersiapkan infrastruktur, promosi, dan pelibatan masyarakat. “Desa wisata yang sukses tidak hanya bergantung pada potensi alamnya, tetapi juga pada kesediaan warga untuk terlibat aktif," ujarnya.
Dari sisi regulasi, Rudi Raharja dari Disbudpar Kabupaten Bogor menyampaikan bahwa Desa Rabak harus memenuhi sejumlah persyaratan, termasuk profil wilayah, proyeksi kunjungan wisatawan, serta dokumen rencana pengembangan desa wisata yang meliputi mitigasi bencana dan kesesuaian tata ruang. "Kami akan memastikan semua persyaratan terpenuhi sebelum desa ini benar-benar diluncurkan sebagai destinasi wisata," kata Rudi.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi di mana peserta saling bertukar ide dan mengajukan pertanyaan seputar langkah konkret menuju desa wisata. Dengan antusiasme dan dukungan yang tinggi, Desa Rabak kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi destinasi wisata pertanian yang memikat, tidak hanya bagi warga lokal, tetapi juga bagi wisatawan domestik dan mancanegara.