Standarisasi Berperan Dalam Membangun Ketahanan Pangan
Jagadtani - Ketahanan pangan berarti setiap individu memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan aman untuk hidup sehat. Standardisasi berperan penting dalam membangun ketahanan pangan, seperti memastikan bahwa pangan yang dihasilkan memiliki kualitas yang aman, konsisten, dan memenuhi standar tertentu.
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pagan bagi setiap individu, baik dalam aspek ketersediaan, keterjangkauan, maupun keamanan pangan, yang memenuhi persyaratan gizi untuk hidup sehat dan produktif. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan pangan terdiri dari tiga elemen utama: ketersediaan pangan secara fisik, aksesibilitas atau keterjangkauan pangan secara ekonomi, dan stabilitas pasokan pangan yang berkualitas.
Menurut data Bapanas pada tahun 2022, Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Indonesia berada di peringkat 63 dari 113 negara. Meski ada kemajuan, Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan, seperti prevalensi stunting yang tinggi, distribusi pangan yang tidak merata, dan ketergantungan besar pada beras sebagai bahan pangan utama. Faktor-faktor tersebut membuat ketahanan pangan nasional rentan terhadap gangguan.
Untuk mengatasi tantangan ini, standardisasi melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman keamanan pangan lainnya memegang peranan penting. Dengan memastikan produk pangan yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan keamanan yang ketat, standardisasi tidak hanya meningkatkan kepercayaan konsumen, tetapi juga menjamin keamanan gizi, mengurangi risiko kesehatan dari pangan yang tidak layak konsumsi, dan pada akhirnya memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
Penguatan regulasi dan kebijakan terkait standardisasi. Memperbarui dan memperkuat regulasi yang mendukung penerapan standar keamanan dan kualitas pangan dapat mempercepat adaptasi standar di semua tahapan rantai pasokan Pengawasan yang ketat akan memastikan bahwa standar diterapkan dengan baik di lapangan dan mencegah pelanggaran yang dapat merusak kualitas pangan.
Perluasan standar pada produk pangan alternatif. Kembangkan standar untuk pangan alternatif (umbi-umbian, jagung) agar diversifikasi pangan lebih terwujud dan ketergantungan pada beras berkurang.
Peningkatan edukasi dan penyuluhan kepada petani dan produsen pangan keci.. Berikan pelatihan tentang standar keamanan dan kualitas panga bagi petani dan produsen kecil agar memahami pentingnya standardisasi dan meningkatkan kualitas produk.
Insentif untuk produsen yang memenuhi standar. Pemerintah dapat memberikan insentif seperti sertifikasi khusus, bantuan subsidi, atau insentif pajak bagi produsen yang konsisten memenuhi standar pangan nasional. Insentif tersebut akan mendorong lebih banyak produsen untuk menerapkan standar, meningkatkan kualitas pangan di pasar domestik dan ekspor.
Peran Penting Standardisasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional
Meningkatkan kualitas dan keamanan pangan. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices atau GAP) memastikan bahwa produk pangan memiliki kualitas dan keamanan yang memadai. Dengan standar ini, produk pangan yang beredar di Indonesia menjadi lebih aman dikonsumsi dan berkualitas seragam, yang juga mencegah kerusakan atau kontaminasi yang dapat merugikan konsumen.
Mendorong efisiensi produksi pertanian. Standardisasi pada input pertanian, seperti benih, pupuk, dan pestisida, membantu meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Dengan standar kualitas yang jelas untuk setiap input, petani dapat mencapai hasil yang optimal dan mengurangi risiko kegagalan panen, yang pada akhirnya menjamin ketersediaan pangan dalam neger yang cukup.
Meningkatkan daya saing produk pangan lokal. Dengan adanya standardisasi yang diterapkan pada setiap tahap produksi pangan, produk lokal Indonesia memiliki daya saing yang lebih baik di pasar global. Hal in membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi produk pagan Indonesia, membantu memperkuat perekonomian, dan mendukung stabilitas ketahanan pagan dalam negeri.
Mendukung diversifikasi pangan dan mengurangi ketergantungan pada beras. Indonesia sangat bergantung pada beras sebagai bahan pangan pokok. Standardisasi pada produk pangan alternatif, seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan, mendorong diversifikasi pangan dan mengurangi ketergantungan pada beras. Hal ini membantu menciptakan sistem pangan yang lebih tangguh dan tidak rentan terhadap gangguan pada satu jenis bahan pangan saja.