Jensen Huang: AI Kunci Peningkatan Produktivitas Pertanian di Indonesia
Jagadtani - Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan sektor pertanian di Indonesia. Dalam acara bertajuk AI Day di The Tribrata, CEO NVIDIA, Jensen Huang, yang saat itu melakukan sesi diskusi dengan CEO GOTO Patrick Walujo dan Menteri BUMN Erick Thohir, pada Kamis (14/11).
Pada kesempatan ini, Jensen Huang menyampaikan pandangannya tentang bagaimana AI dapat menjadi "senjata" bagi Indonesia untuk mempercepat transformasi pertanian, meningkatkan produktivitas, dan mencapai ketahanan pangan yang lebih baik.
Huang mengungkapkan bahwa teknologi AI telah terbukti efektif di berbagai sektor, dan kini saatnya sektor pertanian Indonesia memanfaatkan potensi tersebut untuk mengatasi tantangan besar yang dihadapi, seperti ketergantungan terhadap cuaca, efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam, serta kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.
"AI memiliki potensi besar untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia, mulai dari peningkatan hasil panen, pengelolaan sumber daya alam, hingga efisiensi rantai pasokan. Dengan pemanfaatan AI, petani dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan tepat waktu, membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik dalam hal pengelolaan lahan, irigasi, dan pemilihan tanaman yang tepat untuk kondisi iklim tertentu," ujar Jensen Huang dalam presentasinya.
Huang menambahkan bahwa salah satu penerapan AI yang paling menjanjikan dalam pertanian adalah penggunaan sensor pintar dan analisis data besar (big data) untuk memantau kondisi tanaman secara real-time. Dengan memanfaatkan teknologi ini, petani dapat lebih cepat mengidentifikasi potensi masalah seperti serangan hama atau penyakit tanaman, sehingga mereka dapat mengambil langkah pencegahan lebih awal dan mengurangi kerugian.
Selain itu, Huang juga menyoroti pentingnya integrasi antara AI dengan Internet of Things (IoT) dalam pertanian cerdas. Teknologi IoT memungkinkan petani untuk memonitor kondisi tanah, kelembapan, suhu, dan faktor lingkungan lainnya secara lebih akurat, sementara AI dapat menganalisis data tersebut untuk memberikan rekomendasi berbasis prediksi yang sangat tepat.
"Indonesia memiliki banyak potensi untuk menjadi pemimpin dalam pertanian cerdas berbasis AI di kawasan Asia Tenggara. Dengan dukungan infrastruktur digital yang terus berkembang dan kebijakan yang mendukung inovasi, sektor pertanian Indonesia dapat lebih efisien dan berkelanjutan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional," kata Huang.
Acara yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari sektor pertanian, teknologi, serta lembaga pemerintah ini juga diisi dengan berbagai sesi diskusi panel. Salah satu topik yang dibahas adalah tantangan dalam adopsi teknologi AI di sektor pertanian, termasuk keterbatasan akses terhadap teknologi dan pelatihan yang memadai bagi petani di daerah-daerah terpencil.
Menteri Pertanian Indonesia, Andi Amran Sulaiman, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung pengembangan teknologi pertanian berbasis AI. "Teknologi AI akan menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan pertanian yang lebih maju, efisien, dan berkelanjutan. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong adopsi teknologi ini di seluruh sektor pertanian, dari hulu hingga hilir," ujar Amran.
Selama acara, para peserta juga diperkenalkan dengan berbagai contoh aplikasi AI yang sudah diterapkan di sektor pertanian di negara lain, seperti penggunaan drone untuk pemantauan tanaman, serta robot pertanian yang dapat membantu dalam proses pemanenan atau penanaman dengan lebih efisien.
Pemerintah Indonesia sendiri telah memulai langkah awal dalam mendorong digitalisasi sektor pertanian melalui berbagai program, seperti penyediaan akses internet di desa-desa, pembangunan pusat-pusat pelatihan teknologi pertanian, serta kolaborasi dengan perusahaan teknologi global untuk memperkenalkan solusi berbasis AI yang dapat diakses oleh petani Indonesia.
Sebagai penutup, Jensen Huang menekankan bahwa keberhasilan implementasi AI dalam sektor pertanian akan bergantung pada keterlibatan seluruh pihak, mulai dari pengembangan teknologi hingga dukungan kebijakan yang berpihak pada petani. "AI bukan hanya alat, tetapi juga sebuah enabler untuk mengubah masa depan pertanian Indonesia. Dengan kolaborasi yang tepat, Indonesia bisa menjadi contoh global dalam pertanian berbasis teknologi," tutup Huang.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan potensi AI untuk mewujudkan pertanian yang lebih modern, berkelanjutan, dan lebih produktif di masa depan.