Peneliti BRIN Ungkapkan Penyakit Jamur Ikan Yang Sering Dilupakan
Jagadtani -Penyakit jamur pada ikan mempunyai angka morbiditas tinggi dan mortalitas rendah sampai sedang yang menyebabkan kerugian ekonomi signifikan. Beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap penyakit ini antara lain kualitas air yang buruk, air yang tercemar oleh bahan organik atau kimia beracun dapat melemahkan sistem kekebalan ikan, sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap infeksi jamur. Kemudian stres lingkungan, perubahan suhu yang drastis, rendahnya kadar oksigen, dan perubahan lingkungan lainnya yang dapat menyebabkan stres pada ikan, yang pada akhirnya meningkatkan risiko infeksi jamur.
“Faktor lain yang turut berkontribusi adalah luka atau cedera. Ikan yang mengalami luka atau cedera pada kulit atau tubuhnya lebih rentan terinfeksi jamur. Luka tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti benturan dengan benda keras atau serangan predator,” jelas Peneliti Pusat Riset Veteriner, Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Riza Zainuddin Ahmad, dalam acara Webinar Series Research bertema "Penyakit Penting yang Sering Dilupakan" pada Jumat, (22/11).
Dalam webinar yang diselenggarakan Pusat Riset Veteriner BRIN teresebut Riza menjelaskan bahwa, penyakit pada ikan tidak hanya disebabkan oleh parasit dan mikroba, tetapi juga oleh faktor non-parasit. Beberapa penyebab penyakit non-parasit pada ikan meliputi faktor kimia dan fisika, antara lain perubahan salinitas air secara mendadak, pH air yang terlalu rendah (air asam) atau terlalu tinggi (air basa/alkali), kekurangan oksigen dalam air, paparan zat beracun seperti pestisida (insektisida, herbisida, dan sebagainya), perubahan suhu air secara tiba-tiba, luka-luka akibat kerusakan mekanis, polusi di perairan, serta makanan/nutrisi yang tidak baik seperti kekurangan vitamin atau nutrisi penting, bahan makanan yang busuk atau terkontaminasi kuman.
Stres pada ikan sering kali berkaitan dengan munculnya penyakit. Stres terjadi ketika ikan mengalami rangsangan yang meningkatkan batas keseimbangan psikologisnya terhadap lingkungan. Contohnya, ikan yang dipindahkan dari tempat pengangkutan ke jaring apung di laut sering mengalami shock, berhenti makan, dan daya tahan tubuhnya melemah sehingga rentan terhadap penyakit.
Kepadatan ikan yang melebihi kapasitas perairan menyebabkan kepadatan yang tinggi, yang meningkatkan persaingan antar ikan. Oksigen terlarut menjadi rendah. Sisa metabolisme seperti ammonia meningkat sehingga menimbulkan stres dan memicu serangan penyakit.
“Penyebab penyakit mikroba meliputi parasit Crustacea/udang renik, protozoa, jamur, bakteri, dan virus. Salah satu jenis penyakit yang mudah menyerang ikan adalah jamur. Infeksi ini bisa terjadi karena adanya spora yang tumbuh di dalam kolam atau akuarium. Penyakit ini menimbulkan bercak-bercak warna kelabu, putih, atau kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang menderita kadang-kadang menggosok-gosokkan badannya pada suatu benda di dalam air,” tutur Riza.
Penyakit jamur pada ikan lebih banyak menyerang ikan tidak bersisik, misalnya patin, lele, dan sejenisnya. Jamur lebih banyak ditemukan pada perubahan dan kondisi di suhu dingin. Dirinya mengingatkan bahwa jamur atau fungi adalah eukariot yang berbentuk satu sel atau bentuk benang bercabang-cabang, dinding sel dari selulosa atau khitin atau kedua-duanya, mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil, nutrisi dari inangnya, dan berkembang biak secara aseksual dan seksual.
Jamur ada yang dapat hidup di air, contohnya jamur yang menyerang ikan. Umumnya, jamur menyerang ikan terutama jika air kotor dan ikan mengalami luka. Jamur akan tumbuh pada lingkungan yang berbahan organik tinggi dan tumbuh pada jaringan yang mati, seperti tubuh yang luka pada ikan. Selain itu, ikan yang semula sudah sakit karena parasit lain, seperti kutu ikan, akan ditumbuhi jamur.
Jamur yang menyerang tubuh ikan akan kelihatan seperti lapisan kapas yang tipis. Jamur nampak seperti adanya benang halus menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal ikan, seperti perubahan warna sirip dan tubuh ikan menjadi merah. Jamur akan menyerap cairan tubuh ikan dan memperluas daerah serangannya, sehingga ikan semakin menderita sampai akhirnya mati karena tidak mampu bertahan lagi. Pada kondisi yang lemah, tidak jarang ikan juga terserang parasit lainnya
Beberapa jamur yang menurut taksonomi tertentu tergolong protozoa seperti Oodinium sp , Trichodina sp, dan Ichthyophonus sp jenis protista alga (ganggang) dapat menyerang ikan. Sedangkan Saproglenia sp dan Brachiomyeces sp jamur dianggap penting karena tergolong emerging fungal infectious disease yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada peternakan ikan dan ampibi sehingga menimbulkan kerugian ekonomi pada budidaya hewan air ini.
“Webinar kali ini hanya membahas Saproglenia sp dan Brachiomyeces sp. Infeksi jamur umumnya tidak tunggal, biasanya diikuti dengan jamur lain atau bakteri, dan virus. Jamur Saprolegnia sp. adalah jamur air tawar yang hidup di lingkungan air tawar dan memerlukan air untuk tumbuh dan bereproduksi. Meskipun Jamur ini dapat juga ditemukan di air payau dan air asin. Sementara itu Saprolegnia sp. juga digambarkan sebagai "mold (kapang)", dengan perbedaan bahwa menjadi "mold" adalah massa jamurnya. Nutrisi jamur ini adalah jaringan organik yang sudah mati,” jelas Riza.
Dirinya melanjutkan, jamur ini ditemukan pada ikan mati, telur ikan yang hidup dan mati bahkan pada pakan yang tersisa di air dan menyerang hampir semua jenis ikan air tawar seperti gurame, mas, tawes, nila, dan ikan hias. Lalu menginfeksi telur dan bagian tubuh ikan yang mengalami luka. Serangannya pada organ tubuh bagian luar seperti kepala, tutup insang, sirip, dan bagian tubuh luar lainnya. Penyakit ini timbul akibat penanganan ikan yang kurang baik, kekurangan nutrisi, suhu air dan oksigen rendah, kualitas telur kurang baik, serta kepadatan telur yang terlalu tinggi pun dapat menjadi sebab terjadinya serangan. Gejala klinis ditemukan semacam kapas berwarna putih sampai cokelat keabu-abuan pada tubuh ikan.
Berikutnya adalah jamur Branchiomyces sp yang dapat menyerang jenis ikan hias maupun ikan ternak. Jamur ini tergolong mematikan, karena menyebabkan penyakit busuk insang. Sering dijumpai pada kolam yang memiliki kandungan amonia atau nitrat tinggi. Saat itu kondisi ikan sedang stres dan lingkungannya tidak stabil, sehingga jamur ini semakin mudah menyerang daya tahan tubuh ikan.
“Gill rot atau penyakit insang busuk rentan banyak menyerang ikan yang hidup di akuarium. Penyakit ini juga tergolong mematikan karena menginfeksi insang dan membuatnya tertutup lendir sehingga ikan kesulitan bernapas. Insang mengeras, malas bergerak, lama kelamaan insang ikan akan membusuk dan berakhir fatal jika dibiarkan,” jelasnya.
Kedua spesies Branchiomyces.sp menyebabkan patologi serupa, kecuali B. demigrans mempengaruhi seluruh insang, dengan hifa menembus dinding pembuluh darah ke dalam lumen, sedangkan B. sanguinis terbatas pada pembuluh darah insang.
Pengendalian: Pencegahan dan Pengobatan
Lebih lanjut, menurut Riza, penyakit jamur pada ikan air tawar dapat menjadi ancaman serius bagi populasi budidaya ikan. Selain upaya pencegahan, penanganan (pengobatan) penyakit jamur juga memerlukan perhatian khusus. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar dan bahan kimia sebagai metode pengobatan.
Sebelum masuk ke metode penanganan, pencegahan tetap merupakan langkah terbaik untuk menghindari penyakit jamur pada ikan air tawar. Beberapa caranya meliputi pengelolaan kualitas air; memantau dan menjaga kualitas air di kolam atau wadah pemeliharaan, termasuk menjaga agar air tidak terkontaminasi oleh limbah atau zat beracun; pengurangan stres lingkungan, memastikan kondisi lingkungan stabil, termasuk suhu air, pH, dan tingkat oksigen yang sesuai dengan kebutuhan ikan; keselamatan lingkungan, memastikan kolam atau wadah pemeliharaan bebas dari benda tajam atau benda keras lainnya yang dapat menyebabkan luka pada ikan; dan pemberian pakan yang tepat atau berkualitas baik akan meningkatkan imunitas tubuh ikan.
“Caranya misalnya dengan memberi pakan yang mengandung vitamin A, D3, C, E, dan aloe vera dengan suhu dan sirkulasi air yang cukup. Jamur biasanya menyukai kondisi air yang lembab. Sehingga untuk mengobati ikan yang terinfeksi, sediakan air hangat dengan suhu 29-34°C untuk mempercepat penyembuhan ikan,” imbuh Riza.
Pada suhu tersebut, jamur akan lebih mudah mati. Selain itu perlu memperhatikan sirkulasi air kolam, salah satunya dengan menggunakan aerator. Alat ini akan menghasilkan gelembung yang menggerakkan air, sehingga pertukaran O2 dan CO2 lebih lancar; memisahkan ikan yang sudah terinfeksi.
Untuk mencegah infeksi semakin menyebar, pindahkan ikan yang berpenyakit ke kolam lain untuk menjaga kebersihan kolam. Kolam yang kotor menjadi salah satu faktor utama terjadinya infeksi jamur. Riza menekankan pentingnya membersihkan kolam secara rutin agar tidak ada spora jamur yang hidup di dalamnya.
“Jamur sangat suka hidup di dasar kolam yang mengandung banyak sisa pakan. Tumpukan sisa pakan dan kotoran ikan akan menghasilkan amonia yang menjadi habitat spora jamur dan meningkatkan imun ikan dengan suplemen organik. Kondisi stres dan kekurangan nutrisi sangat rentan menyebabkan daya imunitas ikan turun. Ketika daya tahan tubuh menurun, otomatis ikan jadi mudah terjangkiti penyakit, termasuk terjangkit jamur ikan. Untuk itu, berikan suplemen organik tambahan ke kolam ikan,” ujarnya.
Cara Pengobatan
Riza Zainuddin Ahmad menambahkan, penanganan penyakit jamur pada ikan air tawar dengan bahan yang ada di lingkungan dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis. Di antaranya dengan penggunaan larutan garam, larutan garam dapur (natrium klorida) dengan konsentrasi rendah dapat digunakan untuk merendam ikan yang terinfeksi jamur. Larutan garam membantu mengurangi pertumbuhan jamur dan meningkatkan penyembuhan luka. Dosis sekitar 1 hingga 3 sendok teh garam per liter air, konsentrasi 1,5-2,5% dengan pencelupan. Rendam ikan yang terinfeksi dalam larutan teh yang sudah didinginkan. Dosis yang direkomendasikan adalah sekitar 1 kantong teh per liter air. Larutan teh, teh hitam atau hijau mengandung senyawa tanin yang dapat membantu mengatasi infeksi jamur.
“Kemudian dapat juga gunakan ekstrak bawang putih yang mengandung senyawa allicin yang memiliki sifat antimikroba. Anda dapat mencampurkan ekstrak bawang putih dengan air dalam perbandingan 1:10 dan merendam ikan yang terinfeksi selama beberapa menit. Daun sirih juga memiliki sifat antimikroba dan dapat digunakan dalam bentuk ekstrak untuk merendam ikan yang terinfeksi jamur. Dosis yang direkomendasikan adalah sekitar 5-10 tetes ekstrak daun sirih per liter air,” tutur Riza.
Ia juga menambahkan, pengobatan dengan bahan kimia dan merk pabrikan juga dapat dicoba dengan larutan Yodium Tincture 0,1%, larutan Potassium Dichromat 1% atau perendaman dengan menggunakan Methylene blue 0,1 PPM, selama kira-kira 1 jam dan diulangi selama 3 hari.
“Penting untuk dicatat bahwa dosis dan perbandingan yang tepat dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan jenis ikan yang terkena penyakit jamur. Untuk itu perlu dikonsultasikan dengan ahli perikanan atau dokter hewan yang berpengalaman untuk mendapatkan pedoman yang lebih spesifik”, pungkasnya.