Kementan Sebar Ribuan Serum Tangani Wabah ASF di Nabire
Jagadtani - Wabah penyakit African Swine Fever (ASF) yang melanda peternakan babi di Kabupaten Nabire, Papua Tengah langsung mendapatkan respon cepat dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Wabah African Swine Fever (ASF) yang melanda peternakan babi dapat menimbulkan ancaman serius bagi peternak akibat tingkat penularannya yang tinggi dan dampak fatal pada ternak.
Sebagai upaya konkret, Kementan melalui Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) telah mendistribusikan serum konvalesen SCoVet ASF. Sebanyak 40.000 dosis serum ini dikirim secara bertahap melalui Dinas Peternakan Kabupaten Nabire. Langkah ini diharapkan dapat menekan penyebaran virus dan menurunkan angka kematian ternak akibat ASF.
"Pengiriman serum ini merupakan upaya nyata pemerintah dalam membantu peternak menghadapi wabah ASF. Kami berharap SCoVet ASF dapat menjadi solusi yang efektif untuk menyelamatkan populasi babi di Nabire," kata Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/12).
Selain distribusi serum, Kementan juga mengimbau peternak dan masyarakat untuk mematuhi protokol biosekuriti, melapor jika terdapat indikasi wabah, serta bekerja sama dengan otoritas setempat dalam pelaksanaan program penanggulangan ASF.
Kementan berkomitmen mendukung keberlanjutan sektor peternakan di Indonesia. Langkah ini tidak hanya menjaga kesehatan hewan tetapi juga membantu meminimalkan dampak ekonomi akibat wabah.