Manfaatkan Waktu Bercocoktanam selama Pandemi
“Hanya mengisi waktu selama berada di rumah, karena bosan juga tidak beraktivitas. Saya biasanya mengantarkan pesanan sepatu bayi.”
PARIGI MOUTONG - Sejumlah warga di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah atau stay at home selama pandemi wabah Covid-19 berlangsung.
Namun, dengan berdiam di rumah selama berhari-hari, apalagi bagi mereka yang biasanya beraktivitas di luar rumah tentu mengakibatkan kejenuh, bahkan memicu stres. Untuk itu, Sahabat Tani perlu melakukan aktivitas lain untuk mengobati kejenuhan itu.
Baca juga: Upaya Sulteng Tangani Ilegal Fishing
Seperti yang dilakukan oleh Fitrian Dewi Nur Kiayi, warga Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi. Untuk mengobati kejenuhan selama berada di rumah, ia memanfaatkan pekarangan depan kontrakannya untuk bercocok tanam. Tak begitu luas lahan yang ia gunakan. Hanya seluas 1x5 meter.
"Hanya mengisi waktu selama berada di rumah, karena bosan juga tidak beraktivitas. Saya biasanya mengantarkan pesanan sepatu bayi," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (11/4) sore kemarin.
Perempuan yang biasa disapa Titin ini, mengaku tidak memiliki bakat bertani sebelumnya. Ia hanya belajar melalui YouTube bagaimana cara bertani dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
"Di internet banyak kita dapat tutorial bertani di pekarangan rumah, kita tinggal mengaplikasikannya, lagian tidak merugikan," ujar perempuan berjilbab itu.
Ia mulai mengisi hari bercocoktanam bersama sang suami. Agar hasilnya dapat dimanfaatkan, mereka menanam aneka sayuran dan rempah, mulai dari bawang merah, bayam, cabai, kemangi, kunyit dan pakcoy.
Awalnya ia merasa kesulitan dan hampir menyudahi hobi barunya ini. Namun setelah menemukan formula yang tepat, ibu satu anak itu bisa membuat seluruh tanamannya tetap bertahan dan makin mencintai aktivitas bertani itu.
"Biasanya pagi, sementara menyapu halaman, saya lupa melanjutkan menyapu halaman, karena fokus liat-liat tanaman saya," katanya tersenyum lebar.
Lanjut dia, untuk mendapatkan hasil maksimal ia menggunakan pupuk organik yang diambilnya di kompleks peternakan yang diolahnya sendiri. Pun dengan perawatan tanaman, ia hanya menggunakan air beras dicampur Monosodium glutamate (MSG).
"Air beras yang dicampur ajinamoto ini, untuk tanaman berbuah, seperti cabai, tidak menunggu lama cabai saya berbuah, proses berbuahnya cukup cepat," akunya.
Baca juga: Pembuatan Pupuk Kandang Metode Fermentasi
Selama beberapa hari bercocoktanam, Titin mengaku sudah memiliki rencana. Ke depannya ia akan mencari lokasi untuk tanaman hidroponik. Namun, ia mengaku akan mempelajarinya lebih jauh lagi sebelum memutuskan untuk menggelutinya.
"Iya, saya rasa hidropinik itu sangat baik untuk dicoba, karena tidak membutuhkan tanah, pertumbuhan tanaman jauh lebih cepat dan yang paling penting tidak butuh banyak tenaga, hanya pada saat membuat medianya di awal saja," pungkasnya.