“Koloni tikus di kota besar seperti Washington DC atau New York biasanya tergantung pada sampah-sampah dari turis, dan sampah-sampah di malam hari.”
JAKARTA - Tikus merupakan hewan kecil yang sudah biasa Sahabat Tani temui di tempat-tempat kotor. Ia memakan sisa-sisa makanan atau sampah yang terdapat di tempat sampah.
Namun, di sejumlah restoran di luar negeri biasanya terdapat tikus di dalam dapur, seperti di film ‘Ratatouile’ yang menjadikan tikus sebagai koki di restoran tersebut. Hewan ini dianggap membawa penyakit karena berkeliaran di kegelapan kota.
Baca juga: Panda Kawin Alami saat Lockdown
Karena ia biasa memakan segala hal yang ditemuinya seperti kabel, sofa, baju, dan sebagainya. Tikus juga termasuk ke dalam salah satu daftar hewan yang dibenci oleh banyak orang.
Tikus kecil yang berwarna hitam yang sering terlihat di selokan-selokan rumah bernama latin Rattus rattus, sedangkan tikus yang berwarna kecokelatan bernama latin Rattus norvegicus. Spesies ini hidup di semua benua terkecuali Antartika.
Ia memiliki kepandaian dalam beradaptasi sehingga banyak ditemui di berbagai tempat. Sejak adanya wabah virus corona atau Covid-19, sejumlah restoran ditutup dan berpindahnya kegiatan manusia menjadi di rumah saja mengakibatkan perubahan kebiasaan perilaku hidup dan makan seekor tikus.
Menurut seorang ahli hewan pengerat (rodentologis), dr. Robert Corrigan, kejadian tersebut sudah tidak mengherankan lagi.
“Koloni tikus di kota besar seperti Washington DC atau New York biasanya tergantung pada sampah-sampah dari turis, dan sampah-sampah di malam hari,” terang dr. Corrigan seperti melansir dari BBC.com, belum lama ini.
“Biasanya mereka tergantung pada ‘pemberian’ seperti itu dan kini hilang. Maka tikus-tikus ini sekarang kebingungan,” tambahnya
Pada bulan Maret lalu, di French Quarter, New Orleans, Amerika Serikat, sekawanan hewan kecil ini berkeliaran di jalan-jalan. Fenomena tersebut juga terjadi di Louisiana City, setelah beberapa restoran dan bar menutup akibat mewabahnya virus pandemi ini.
Dewan pengendalian hama di New Orleans, Claudia Riegel, telah memberikan keterangan, tikus-tikus tersebut kelaparan. Akibat terjadinya penyebaran Covid-19 memberikan dampak kepada masyarakat untuk mengubah kegiatannya menjadi di dalam rumah.
Sehingga, mengubah pula perilaku tikus-tikus tersebut menjadi ancaman dan kejadian ini telah mempengaruhi sampah sebagai sumber makanan utama para tikus. dr Corrigan yang memiliki tempat kerja di Lower Manhattan, New York, mendapat kabar dari temannya di pusat kota terdapat tikus di siang hari berada di tempat yang tidak biasa.
Sementara perlu Sahabat Tani ketahui, tikus hanya berkeliaran di malam hari. Selanjutnya menurut dr. Corrigan, saat ini merupakan waktu yang sempurna untuk mengendalikan para tikus.
Pejabat di New Orleans mengatakan, sedang melakukan tindakan membasmi populasi sekawanan tikus di kota tersebut. Karena saat merasa lapar, tikus-tikus mudah untuk dijebak dengan makanan.
Rodentologis memberikan penjelasan tentang sanitasi sebagai cara pemgendalian hama.
“Sanitasi adalah cara terbaik pengendalian hama, karena tanpa adanya makanan, tikus akan “memakan sesama mereka dan dengan sendirinya menurunkan jumlah mereka,” jelas dr Corrigan, seperti mengutip Detik.com, belum lama ini.
Lalu sebaiknya apa yang harus Sahabat Tani lakukan jika kedapatan tikus di dalam rumah? Mengusir hewan kecil yang satu ini memang sangatlah tidak mudah, karena tubuhnya kecil dan lincah, maka tak heran jika banyak orang yang tidak ingin berhadapan dengan tikus.
Baca juga: Kelelawar Tidak Harus Dimusnahkan
Cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan tikus memasuki rumah ialah dengan menutup rekahan dan lubang yang dekat dengan fondasi rumah seperti misalnya pipa air karena tikus biasanya masuk dari tempat ini.
Serta, pastikan di dalam rumah tidak ada bagi tikus untuk bersembunyi, bersihkan seluruh ruangan dari tumpukan barang dan masukkan makanan ke dalam wadah anti-tikus. Jika sudah ada tikus yang bersarang di rumah, maka dr. Corrigan menyarankan untuk segera memanggil ahli pemberantas tikus.