Harga Cabai Melonjak, Penyebabnya Penyakit Jamur

"Harga cabai mengalami pasang surut dengan berbagai penyebab. Selain kondisi cuaca yang dapat membuat petani gagal panen, berbagai penyakit atau hama dapat menjadi penyebabnya. Salah satunya penyakit jamur yang kini menghantui petani cabai."
Jagadtani - Penyakit jamur menyerang tanaman cabai milik petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Akibatnya, petani memilih panen dini agar tidak banyak merugi.
Waluyo salah satu petani cabai di Wonosari, Klaten menjelaskan penyakit jamur menyerang sejak pertengahan Januari 2025. Awalnya, serangan hanya sedikit namun lama-lama menjadi meluas.
"Serangan hama hampir tiga Minggu. Awalnya jamurnya sedikit lama-lama nular jadi banyak," ujarnya, Rabu (29/01).
Dijelaskan, penyakit jamur menyebabkan kondisi tanaman cabai menjadi mengering pada batang, daun hingga buah cabainya.
Upaya antisipasi agar serangan jamur tidak meluas telah dilakukan, salah satunya dengan penyemprotan obat-obatan. Namun, cuaca ekstrem membuat upaya pengobatan tidak berhasil.
Untuk mengantisipasi agar kerugian tidak semakin banyak, ia lebih memilih memanen dini cabai tersebut.
"Obat sudah saya semprotkan tapi tidak mempan karena hujan. Tanaman kering bagian batang terus kebawah akhirnya dipanen lebih awal biar ruginya tidak banyak," ujarnya.
Akibatnya, harga jualnya pun anjlok dari pasaran. Biasanya satu kilogram dihargai Rp 100.000, Namun karena panen dini hanya dihargai Rp 30.000 per kilogram.
"Harga normal kalau tidak kena penyakit jamur sekitar Rp 100.000, sekarang hanya Rp 30.000 per kilogram karena masih hijau," ujarnya.
Waluyo menambahkan, penyakit jamur juga mengakibatkan hasil panen cabai dilahan seluas 2.000 meter persegi menurun. Biasanya dalam sekali panen sebanyak 3 ton cabai, kini hanya sekitar 1,5 ton cabai.
"Kalau tidak ada penyakit bisa 3 ton dapat, ini diperkirakan 1,5 ton saja panennya," ujarnya.
Senada juga dialami Sigit, petani cabai lainnya. Penyakit Jamur menyerang tanaman cabai yang ditanam dilahan seluas 2.500 meter persegi. Musim panen kali ini, ia merasa rugi karena hasil panen tidak maksimal.
"Panen dini ini agar tidak banyak rugi. Penyakit jamur sudah merata. Mungkin karena curah hujan tinggi," imbuhnya.