Balitbangtan Kembangkan Smart Irrigation
Pada teknologi tersebut dikembangkan sistem pembacaan kondisi lahan berupa kondisi kadar air tanah dan lingkungan sekitar, serta system control untuk menyalakan atau mematikan irigasi dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat terhubung dengan web server.
JAKARTA - Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Balai Penelitian dan Pengembangan Penelitian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), mengembangkan teknologi irigasi cerdas (smart irrigation) berbasis Internet of Things (IoT). Menurut Kepala BBP Mektan, Agung Prabowo, teknologi 4.0 yang mengusung penggunaan sistem informasi berbasis internet dipercaya akan membawa industri dan ekonomi ke arah yang lebih efisien serta kompetitif.
Baca juga: Balitbangtan Siapkan Obat Herbal DBD
Meski pun menurutnya teknologi 4.0 mempunyai dampak yang dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja buruh tidak terlatih, namun pertanian Indonesia sendiri saat ini telah dihadapkan pada masalah kurangnya tenaga kerja di bidang pertanian.
“Diantaranya akibat upah buruh tani yang rendah, kurangnya minat generasi muda untuk bertani secara konvensional dan beberapa hal dalam pergeseran budaya dan sistem sosial ekonomi yang terjadi pada era milenial ini,” katanya dalam keterangan tertulis Balitbangtan, Selasa (21/4).
Menurutnya, pengembangan teknologi pertanian modern 4.0 perlu segera diperkenalkan untuk mengupayakan keberlanjutan Indonesia sebagai negara agraris. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, serta dapat mencapai cita-cita sebagai lumbung pangan dunia.
“Misalnya, teknologi sensor dan otomatisasi dalam bidang irigasi dan fertigasi yang telah dikenal di Indonesia, terutama pada sistem rumah kaca terkendali,” sebutnya.
Untuk skala lapangan, irigasi, dan fertigasi, lanjutnya, juga telah dilakukan dengan menggunakan sistem kontrol otomatis berbasis mikrokontroler. Namun, digabungkannya sistem tersebut dengan kontrol berbasis internet atau android baru mulai dilakukan, baik pada skala research atau pun prototipe.
Untuk itu, BBP Mektan pun mengembangkan teknologi smart irrigation berbasis IoT. Pada teknologi tersebut dikembangkan sistem pembacaan kondisi lahan berupa kondisi kadar air tanah dan lingkungan sekitar, serta system control untuk menyalakan atau mematikan irigasi dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat terhubung dengan web server.
Pemantauan data dan pengendalian juga dilakukan melalui internet oleh web server yang beralamat di www.smartfarming.litbang.pertanian.go.id. Sensor kelembaban tanah beserta data stasiun cuaca mini lalu terbaca melalui perangkat keras mikrokontroler.
“Data ini direkam melalui jaringan internet ke alamat web server,” ujar Agung.
Selain itu, ada server juga telah terprogram dua tindakan yang dapat dilakukan sebagai umpan balik. Pertama, tindakan penyiraman otomatis apabila data komunikasi dengan server menunjukkan perlunya tindakan penyiraman sebagaimana telah diatur pengguna berdasarkan nilai ambang batas pembacaan sensor kadar lengas tanah.
Baca juga: Minyak Kelapa Tingkatkan Imunitas Tubuh
Kedua, selain terprogram secara otomatis, web server juga menyediakan fitur penyiraman jarak jauh yang secara spontan dapat langsung di klik oleh pengguna dari lokasi yang berbeda. Sistem kontrol berbasis internet dengan menggunakan web server ini memungkinkan adanya pengembangan ke depan, ke arah fitur pengontrolan yang tidak hanya untuk penyiraman.
“Selain itu, untuk pemberian unsur hara dan pendeteksi kesuburan tanah serta terhubung secara spesifik dengan unsur pertumbuhan tanaman lainnya. Pada saat ini secara keseluruhan sistem ini lebih dikenal dengan istilah pertanian cerdas,” tutupnya.