Jelang Idul Adha, PMK Masih Menghantui Peternak

Jagadtani - Menjelang perayaan Idul Adha yang selalu dperingati dengan menyembelih hewan kurban, merupakan waktu yang dinantikan oleh para peternak sapi, kerbau, domba dan kambing. Harga hewan ternak dipastikan meningkat seiring besarnya permintaan untuk berkurban, tetapi penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menghantui para peternak.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak masih menjadi kekhawatiran para peternak, khususnya peternak hewan kurban, seperti sapi, kerbau, kambing maupun domba. Hal ini berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjenpkh) Kementerian Pertanian dengan catatan hewan yang terpapar virus PMK sebanyak 34.774 ekor.
Secara data dari Ditjenpkh (28 Desember 2024 - 3 April 2025),hewan ternak yang terkena penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan oleh virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus, peternak hewan dari seluruh Indonesia terpaksa harus memotong paksa hewan ternaknya sebanyak 405 ekor. Hal yang perlu diingat adalah daging sapi yang terkena tidak berbahaya atau masih aman dikonsumsi bagi manusia, dengan catatan proses memasaknya harus tepat.
Sedangkan hewan ternak yang menjadi korban atau mengalami kematian mencapai 901 ekor, hal ini disebabkan virus penyakit mulut dan kuku sangat mudah menulari hewan ternak lainnya dengan masa inkubasinya mulai dari 2 - 14 hari. Sebagai catatan bahwa fakta yang terungkap, awal masuknya wabah PMK terjadi pada tahun 2022 yang disebabkan adanya pemasukan ilegal komoditas ternak dari Thailand dan Malaysia ke semenajung Sumatera.
Untuk mengatasi dan meminimalkan penyebaran wabah PMK, Ditjenpkh sedang berusaha menggiatkan vaksin melalui Program Bulan Vaksinasi PMK pada Februari hingga Maret lalu. Berdasarkan catatan, sebanyak 1.735.186 ekor hewan ternak telah mendapatkan vaksin agar dapat mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku.
Usaha menyebarkan vaksinasi PMK memang dapat mengurangi penyebaran penyakit tersebut, tetapi langkah antisipasi menjadi bagian terpenting dalam menjaga kesehatan hewan ternak yang digunakan sebagai hewan kurban.
Langkah utama dalam mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku adalah memperhatikan biosekuriti dengan cermat, termasuk mengawasi lalu lintas hewan ternak. Termasuk hewan kurban yang akan memasuki kandang harus dipastikan telah mendapatkan vaksin PMK sehingga terbebas dari penyakit.
Menjaga kebersihan kandang juga bagian terpenting, termasuk melakukan isolasi pada hewan ternak yang terpapar wabah penyakit mulut dana kuku.