Buah Sempur Menyimpan Potensi Nilai Ekonomis Tinggi
-
-
"Peneliti BRIN ungkap nilai ekonomis buah Sempur (foto - BRIN)"
Jagadtani - Manfaat dari kandungan buah Sempur membuat Ahli Muda Pusat Riset Botani Terapan (PRBT), Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yati Nurlaeni mengembangkan formulasi kombucha berbahan dasar buah sempur.
“Buah sempur dipilih karena banyak terdapat di Kebun Raya Bogor dan Cibodas, namun potensinya belum banyak dimanfaatkan masyarakat sehingga terbuang begitu saja,” jelas Yati dalam kegiatan diseminasi hasil penelitian terkait kombucha buah sempur di KKI Kebun Raya Cibodas pada Sabtu (26/04).
Dalam kegiatan yang dihadiri peserta UMKM dari Kecamatan Pacet dan Cipanas Cianjur tersebut, Yati menjelaskan beberapa kandungan minuman kombucha buah sempur yang bermanfaat sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan pencegah penyakit degeneratif.

"Dari hasil analisis, minuman kombucha buah sempur yang difermentasi selama 7 hari menunjukkan kandungan total fenol sebesar 230±14.6 mg ekuivalen asam galat/mg ekstrak, yang bermanfaat untuk melindungi tubuh dari penyakit degeneratif dan kandungan flavonoid (14.5±0.939 mg ekuivalen kuersetin/mg ekstrak) yang bermanfaat mengurangi kerusakan jaringan akibat peradangan,” jelasnya.
Inovasi dengan judul "Formulasi dan Proses Pembuatan Kombucha Buah Sempur (Dillenia philippinensis Rofle)" ini telah terdaftar sebagai paten biasa di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kemenkumham pada tahun 2024.
Pada kesempatan tersebut, Muhammad Imam Surya, Kepala Pusat Riset Botani Terapan (PRBT) ORHL-BRIN menekankan pentingnya hilirisasi hasil riset agar dapat dimanfaatkan masyarakat. “Kami menggali potensi tanaman lokal melalui bioprospeksi untuk kebutuhan pangan, obat, dan industri. Kombucha buah sempur adalah salah satu contohnya,” ungkap Imam.
Menurutnya, penelitian ini sudah cukup lama berjalan, namun hilirisasi produknya baru kali ini dilakukan oleh teman-teman periset Botani Terapan. Imam berharap melalui kegiatan diseminasi ini, dapat membuka jalan bagi UMKM untuk bekerja sama dengan BRIN, khususnya dalam mencari ikon produk unggulan di kawasan Cianjur dan sekitarnya berdasarkan hasil penelitian di BRIN.
Ia menyoroti besarnya potensi koleksi tanaman asli Indonesia yang tersimpan di Kebun Raya dan belum banyak terungkap manfaatnya. “Koleksi keanekaragaman hayati kita sangat luar biasa, khususnya di Kebun Raya. Saat ini, para peneliti Botani Terapan telah menyusun daftar tanaman potensial yang akan segera dihilirisasi, agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” pungkas Imam.
Imam juga menjelaskan bahwa BRIN menyediakan skema pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Startup guna mendukung UMKM dalam mengembangkan produk inovatif berbasis hasil riset.
buah sempur yang digunakan dalam inovasi kombucha BRIN berasal dari tumbuhan Dillenia philippinensis, yang secara alami tumbuh di kawasan Asia Tenggara, khususnya Filipina. Buah yang juga dikenal dengan nama katmon atau bolobayaua ini telah lama dimanfaatkan masyarakat Filipina secara tradisional, antara lain sebagai bahan selai, jeli, dan obat batuk.
Buah sempur memiliki beragam manfaat kesehatan karena kandungan senyawa alaminya yang tinggi. Selain digunakan sebagai bahan minuman fermentasi, buah ini juga dapat diolah menjadi manisan, asinan, saus, dan penyedap rasa dalam masakan ikan. Secara tradisional, buah sempur juga digunakan untuk meredakan demam, sariawan, batuk, serta mengatasi gangguan pencernaan dan kelelahan. Bahkan, ekstrak buah ini dimanfaatkan sebagai bahan alami dalam perawatan rambut, sabun, hingga tonik penguat jantung.
Kombinasi antara manfaat kesehatan dari kombucha dan khasiat buah sempur menjadikan inovasi yang dikembangkan BRIN ini berpotensi besar sebagai produk minuman fungsional lokal yang bernilai ekonomi tinggi. Dengan pemanfaatan tanaman endemik dan dukungan riset dari BRIN, produk ini tidak hanya menjadi terobosan ilmiah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi UMKM dan masyarakat luas.