• 8 July 2025

Indonesia Jadi Rujukan Oman Rehabilitasi Hutan Mangrove

uploads/news/2025/05/indonesia-jadi-runjukan-oman-768334e7a7e9ed3.jpg

Jagadtani - Menjadi pemilik hutan Mangrove terbesar di dunia, Indonesia telah diakui secara global atas keberhasilannya dalam program rehabilitasi ekosistem mangrove.

Berbagai pendekatan telah dilakukan, seperti kebijakan yang pro lingkungan, riset dan inovasi, serta pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, delegasi Oman memutuskan mengunjungi Indonesia untuk melihat dan memelajari secara langsung praktik terbaik (best practice) upaya rehabilitasi ekosistem mangrove di Indonesia.

Demikian disampaikan Virni Budi Arifanti Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai Ketua Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Ekologi Mangrove dalam wawancara khusus dengan Humas BRIN di KST Soekarno Cibinong Jawa Barat, pada Rabu (28/5).

Virni menjelaskan pertemuannya dengan delegasi Oman yang dikemas dalam workshop bertajuk Strengthening Global Partnerships in Mangrove Restoration: Knowledge Exchange Visit From Oman to Indonesia di Jakarta pada 19-21 Mei 2025.

“Pada prinsipnya, kita menyambut baik kolaborasi antara Pemerintah Oman dan Indonesia. Diharapkan akan terjalin kerja sama yang baik di antara dua negara, khususnya kegiatan riset dan pengembangan inovasi dalam rehabilitasi dan konservasi mangrove,” tutur Virni yang juga Sekretaris Eksekutif Man and Biosphere (MAB) Indonesia.

Virni sebagai salah satu narasumber pada workshop tersebut memaparkan makalah berjudul Advancing Mangrove Research and Innovations for Indonesia’s Climate Commitments.

Ia menekankan pentingnya aspek riset dan inovasi dalam upaya konservasi dan rehabilitasi mangrove, sebagai salah satu ekosistem karbon biru. Hal tersebut dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mendukung kesepakatan iklim global, yaitu penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

“Indonesia memiliki 43 spesies mangrove tropis sejati atau 80% spesies mangrove tropis dunia, berbeda dengan ekosistem mangrove di Oman yang hanya memiliki beberapa spesies saja. Riset-riset dan inovasi dalam aspek biologi, teknik budidaya, dan upaya restorasi mangrove, sangat penting untuk mendasari pengambilan keputusan dalam pengelolaan ekosistem mangrove,” tutur Virni.

Ia mencontohkan riset dan inovasi mangrove teknologi Integrated Mangrove Sowing (IMS) yang telah dilakukan BRIN.

“Teknologi IMS merupakan sistem tanam mangrove terintegrasi yang menggunakan pesawat nirawak (drone) untuk mempermudah penanaman mangrove di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau. Biji mangrove disiapkan dalam bentuk bola dengan dilapisi tanah, arang, sekam, dan diberi nutrisi untuk memudahkan biji tersebut tumbuh pada saat sampai ke tanah,” tutur Virni.

Selain riset dan inovasi budidaya mangrove, menurutnya riset-riset untuk mengetahui keragaman spesies, menghitung stok karbon, faktor emisi, valuasi ekonomi, dan kebijakan Blue Carbon juga penting untuk diteliti. Ia menceritakan beberapa aktivitas riset mangrove yang dilakukannya bersama tim di Indonesia.

Menurutnya, rehabilitasi dan konservasi mangrove adalah pilar penting dalam strategi mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia.

“Kita perlu membangun kerja sama dengan semua stakeholder seperti pemerintah pusat, pemda, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat serta mitra internasional seperti Oman. Untuk bersama-sama mewujudkan pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, PKR Ekologi Mangrove merupakan kolaborasi antara PREE ORHL BRIN dengan Pusat Unggulan IPTEK Mangrove Universitas Sumatera Utara yang terjalin sejak Oktober 2023.

Workshop ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Oman melalui SOHAR Port and Freezone dan Pemerintah Indonesia khususnya BRIN, Kementerian Lingkungan Hidup, serta Universitas Sumatra Utara. Dihadiri berbagai instansi dari Kementerian Kehutanan, Universitas Sumatera Utara dan Yayasan Lahan Basah Indonesia. Mereka menyampaikan berbagai pengalaman, best practices dan berbagai kerja sama di tingkat internasional tentang pengelolaan mangrove di Indonesia. Kegiatan diakhiri dengan kunjungan delegasi Oman ke Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk, Jakarta. 

Related News