“Anjing ini secara karakter beda. Anjing ini berani, karena dari daerah asalnya Bali digunakan untuk menjaga.”
JAKARTA - Adakah Sahabat Tani yang memelihara anjing?
Ya, anjing merupakan salah satu binatang kesayangan banyak orang.
Selain terkenal karena kesetiaannya, anjing juga binatang yang seru untuk diajak main.
Salah satunya jenis anjing kintamani dari Bali, anjing yang memiliki sifat pemberani ini sudah lama dikembangbiakan di Indonesia.
Baca juga: Anjing Liar Disebut Penyebar Covid-19
Anjing tersebut bisa digolongkan ke dalam kelompok anjing pekerja dengan ukuran sedang, memiliki keseimbangan tubuh dan proporsi tubuh yang baik, dengan pertulangan kuat yang dibungkus oleh otot yang kuat.
Sebagai anjing pegunungan, ia memiliki rambut yang panjang (moderat) dengan warna putih spesifik, hitam atau cokelat.
Anjing kintamani memiliki kepala bagian atas lebar dengan dahi dan pipi datar, moncong proporsional dan kuat terhadap ukuran bentuk kepala, rahang tampak kuat dan kompak.
Selain itu, ia juga memiliki gigi-gigi kuat dengan gerakan gigi seperti menggunting, bibir berwama hitam atau cokelat tua.
Telinganya tebal, kuat, berdiri berbentuk “V” terbalik dengan ujung agak membulat.
Jarak antara kedua telinga cukup lebar, panjang telinga kurang lebih sama bila dibandingkan dengan jarak antara dasar dua telinga bagian dalam dengan sudut mata luar.
Mata berbentuk lonjong seperti buah almond dengan bola mata berwarna cokelat gelap dan bulu mata berwarna putih.
Hidung berwarna hitam atau coklat tua dan warna hidung ini sering berubah karena penambahan umur dan musim.
Dalam upaya mendapatkan pengakuan dari Federation Cynologique Internasionale (FCI), dalam memenuhi persyaratan perlu upaya-upaya secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu upayanya yaitu meneliti hubungan antara stuktur dan profil DNA distribusi warna rambut putih spesifik secara genotip dengan fenotip warna rambut putih spesifik pada anjing kintamani.
Distribusi warna rambut pada Anjing Kintamani juga dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu:
Warna rambut putih sedikit kemerahan dengan warna coklat-kemerahan pada telinga, rambut di bagian belakang paha dan ujung ekornya.
Warna hitam mulus atau dengan dada putih sedikit.
Warna coklat muda atau coklat tua dengan ujung moncong kehitaman, sering disebut oleh masyarakat sebagai warna Bang-bungkem.
Warna dasar coklat atau coklat muda dengan garis-garis warna kehitaman, yang oleh masyarakat disebut warna poleng atau anggrek.
Anjing kintamani jantan mempunyai tinggi 45 sampai 55 sentimeter dan anjing betina 40 sampai 45 sentimeter.
Dengan warna rambut kebanyakan berwarna putih spesifik (sedikit kemerahan) dengan warna merah kecokelatan (krem) pada ujung telinga, ekor dan rambut di belakang paha.
Warna lainnya yaitu hitam mulus dan cokelat dengan moncong berwarna hitam (bangbungkem), pigmentasi kulit, hidung, bibir kelopak mata, skrotum, anus dan telapak kaki berwarna hitam atau cokelat gelap.
Lehernya tampak anggun dengan panjang sedang, kuat dengan perototan yang kuat pula.
Dada dalam dan lebar, punggung datar, panjangnya sedang dengan otot yang baik.
Badan anjing betina relatif lebih panjang dari jantan.
Anjing kintamanimemiliki rambut krah (badong) panjang berbentuk kipas di daerah gumba, makin panjang rambut badong makin baik.
Kaki agak panjang, kuat dan lurus jika dilihat dan depan atau belakang.
Tumit tanpa tajir, gerakan kaki ringan.
Ekor memiliki rambut yang bersurai, posisinya tegak membentuk sudut 45 derajat atau sedikit melengkung tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang atau jatuh ke samping.
Makin panjang rambut ekor makin baik.
Anjing Kintamani juga memiliki sifat pemberani, tangkas, waspada dan curiga yang cukup tinggi.
Ia Merupakan anjing penjaga yang cukup handal, sebagai pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, loyal terhadap seluruh keluarga pemilik dan tidak lupa pada pemilik atau perawatnya.
Anjing kintamani juga suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki wilayah kekuasaannya dan juga menggaruk-garuk tanah sebagai tempat perlindungan.
Pergerakannya bebas, ringan dan lentur.
Pengelompokan dalam sistem FCI, anjing kintamani masuk ke dalam grup V, karena memiliki ciri-ciri anjing spitz dan tipe primitif seperti Chow Chow, Basenji, dan Samoyed.
Sehingga ia pun diakui sebagai anjing ras dunia oleh FCI pada 20 Februari 2019 lalu.
Awal mula sejarah anjing kintamani sendiri masih belum diketahui.
Namun, dokumentasi tradisional Lontar Bali yang sangat kuno menyebutkan, Kuluk Gembrong diyakini sebagai asal mula anjing kintamani.
Pada 1985, kolaborasi dari Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dan Klub Anjing Kintamani (Pantrab) di Bali, mengadakan pertunjukan anjing pertama di Bali.
Setelah itu, anjing kintamani pun menyebar ke seluruh Indonesia.
Nama trah itu sendiri diberikan berdasarkan wilayah asal usul anjing ini yaitu Desa Sukawan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Nah, keunikan anjing itu kemudian mengilhami Endah Dwi Palupi untuk menjadi seorang breeder atau pengembang biak anjing ras kintamani.
Sudah 24 tahun Endah melakoni profesi ini.
Semua pengembangbiakan dilakukan di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah.
Menurut Endah, anjing ini punya kelebihan dibandingkan anjing pada umumnya.
"Anjing ini secara karakter beda. Anjing ini berani, karena dari daerah asalnya Bali digunakan untuk menjaga," ujar Endah kepada Jagad Tani melalui pesan di media sosial, Selasa (12/5) kemarin.
Keuletannya ini pun menghasilkan 187 anakkan anjing dari 38 kelahiran yang berhasil ia lakukan di Penangkaran Permata Nusantara, Kota Solo.
Selain karena kecintaannya, Endah mengaku jika ia melakukan ini karena ingin melestarikan anjing, yang telah diakui oleh Asian Kennel Union ini, agar tidak punah.
"Anjing ini intuisinya sangat kuat sekali. Karena dia anjing asli Indonesia jadi secara iklimnya enggak ribet miaranya," ujarnya.
Dalam setahun, rata-rata anjing jenis ini bisa berkembang biak sebanyak dua kali.
Sekali melahirkan, anjing kintamani bisa mencapai empat ekor anak anjing.
Harga satu anak anjing kintamani ditaksir sekitar Rp2.000.000 hingga Rp7.000.000.
Sedangkan untuk anjing dewasa ditaksir sekitar Rp15.000.000.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Ancam Konservasi Orangutan
Sampai saat ini, anjing kintamani telah tersebar di seluruh Indonesia dan sampai ke luar negeri.
Di Indonesia, penyebaran anjing kintamani sudah mencapai hampir ke seluruh provinsi.
Sementara itu di luar negeri, anjing kintamani berhasil berkembangbiak di Belanda, dan penggemarnya tersebar di berbagai negara seperti Belgia, Amerika Serikat, Rusia, Swiss, Singapura, dan Malaysia.