Nestle Hadirkan Closed Barn System Bagi Peternakan Sapi

Jagadtani - Dalam rangka memperingati 50 tahun kemitraan bersama komunitas peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur, Nestlé Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk membangun peternakan sapi perah rakyat yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Nestlé Indonesia secara resmi melakukan inagurasi pada pembangunan 50 unit Closed Barn System atau Sistem Kandang Tertutup di Jawa Timur.
Inisiatif ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan, produktivitas susu, serta daya saing peternakan sapi perah rakyat di tengah tantangan perubahan iklim dan dinamika industri pangan.
Sistem kandang tertutup ini menggunakan cooling pad dan exhaust fan yang mampu menurunkan suhu di dalam kandang, menciptakan lingkungan yang lebih sejuk dan nyaman bagi sapi, terutama dalam menghadapi kondisi iklim tropis Indonesia yang panas dan lembap. Teknologi ini bertujuan utama untuk mengurangi heat stress, yaitu kondisi stres akibat suhu tinggi yang kerap berdampak negatif terhadap produksi susu dan kesehatan sapi perah. Dengan suhu kandang yang lebih rendah dan kualitas udara terjaga, sapi menjadi lebih nyaman, makan lebih baik, beristirahat lebih optimal, dan menunjukkan peningkatan dalam produktivitas susu segar berkualitas. Selain itu, sistem ventilasi yang digunakan juga membantu menurunkan kadar gas amonia yang berasal dari feces dan urin sapi, sehingga mencegah gangguan pernapasan dan memperkecil risiko penyebaran penyakit dalam kandang.
Siswadi, seorang peternak mitra yang menjadi salah satu penerima manfaat, mengungkapkan peningkatan signifikan yang ia rasakan. “Produksi susu sapi saya meningkat lebih dari 20 persen dan kebuntingannya juga menjadi lebih mudah. Sapi-sapi saya menjadi lebih sehat dan nyaman dengan suhu kandang yang lebih dingin,” ujarnya.
Nestlé Indonesia akan terus mendorong adopsi Closed Barn System di kalangan peternak sapi perah rakyat sebagai bagian dari strategi keberlanjutan yang mendukung sistem pangan yang tangguh, inklusif, dan regeneratif. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat aspek teknis peternakan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat dan keberlangsungan industri susu nasional.
“Kesejahteraan hewan adalah bagian integral dari keberlanjutan rantai pasok kami. Melalui inovasi seperti Closed Barn System, kami ingin memberdayakan peternak rakyat agar bisa menghasilkan susu yang lebih berkualitas, sambil menjaga kondisi kesehatan dan kenyamanan sapi mereka. Inilah bentuk kontribusi kami dalam mewujudkan sistem pangan yang lebih resilien dan regeneratif,” ujar Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs & Sustainability Nestlé Indonesia.
Inisiatif ini melanjutkan rangkaian kontribusi nyata Nestlé Indonesia bagi ketahanan sektor peternakan sapi perah rakyat. Pada tahun 2022, Nestlé turut mendukung pemulihan pasca wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melalui bantuan senilai Rp7,7 miliar kepada para peternak mitra di Jawa Timur. Bantuan tersebut mencakup pemberian pakan tambahan, vitamin, serta fasilitas kesehatan hewan. Di tahun 2024, Nestlé kembali mengalokasikan dana sebesar Rp1,4 miliar untuk pengadaan vaksin PMK bagi 70.000 ekor sapi perah, lengkap dengan dukungan disinfektan dan tenaga teknis untuk meningkatkan daya tahan ternak terhadap penyakit.
“Kami percaya bahwa keberhasilan industri susu Indonesia ditentukan oleh kesejahteraan para peternaknya. Karena itu, Nestlé Indonesia akan terus hadir sebagai mitra terpercaya yang tumbuh bersama peternak rakyat melalui inovasi, dukungan berkelanjutan, dan kemitraan jangka panjang, demi masa depan yang lebih sehat, inklusif, dan berkelanjutan,” tutup Sufintri.