Benalu Kelor, Obat Khasiat Tinggi
SERANG - Sahabat Tani tentu tahu tentang benalu bukan?
Benalu merupakan tanaman parasit yang tumbuh menumpang pada tumbuhan lain.
Benalu sering tumbuh menempel pada batang dengan menghisap sari-sari makanan dari pohon yang ditumpanginya.
Baca juga: Genmaicha, Si Penakluk Penyakit Persendian
Pada masa tertentu, pohon yang ditumpangi benalu lama-kelamaan akan kurus dan pada akhirnya mati karena sari makanannya yang banyak diserap oleh benalu.
Di balik sifatnya yang merugikan bagi pohon yang ditempeli, benalu ternyata memiliki khasiat untuk penyembuhan beberapa jenis penyakit.
Salah satunya benalu yang hidup atau menumpang di daun kelor, orang-orang menyebutnya daun benalu kelor.
Salah satunya Siti, ia memiliki tanaman kelor dan sering memanfaatkan benalu kelor untuk dijadikan sebagai obat.
Meski begitu, Siti mengaku jika ia sangat sulit untuk menemukan jenis benalu kelor.
“Daun ini susah sekali didapat, tidak semua orang bisa memetik daun ini. Waktu pertama kali saya metik pun, sempat jatuh sakit,si bapak sampai harus bertarung dulu gitu istilahnya” ujarnya saat ditemui di rumahnya di Jalan KH. Syeh Nawawi, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten.
Biasanya, daun benalu akan merambat di atas sepanjang tumbuhan kelor.
Kandungannya yang tinggi akan anti-oksidan sering dimanfaatkan sebagai obat.
“Daun ini mengandung anti-oksidan yang cukup tinggi, bisa meningkatkan daya imunitas. Saya gunakan tanaman ini untuk mengobati penyakit Hepatitis B untuk si Bapak. Memang daun ini sangat jarang ada,” ucap wanita berumur 54 tahun itu.
Siti menambahkan, ia pun memanfaatkan jenis tumbuhan yang lain untuk dicampurkan ke dalam pembuatan obat.
“Jadi untuk membuat obat dari tanaman ini, saya campurkan juga dengan tanaman-tanaman lain seperti daun mahkota dua, kayu manis, daun dewa, temulawak, sirih, pokoknya macam-macam. Saya campurkan hingga 10 jenis macam daun. Dan tentu rasanya sangat pahit,” ungkapnya.
Siti menjelaskan, setelah dipetik dari pohon, daun benalu kelor bisa langsung di letakkan di nampan atau wadah yang lebar.
Setelah itu, diamkan saja selama beberapa hari hingga daun berubah menjadi kering atau berwarna kecokelatan.
Ia pun menjelaskan, tidak perlu keringkan di bawah sinar matahari.
Cukup keringkan di wadah terbuka saja.
Kemudian, setelah cukup kering daun bisa langsung direbus.
Baca juga: Jenis Pisang Lezat untuk Kolak
Untuk aturan minumnya pun cukup tiga kali sehari.
Untuk bulan puasa seperti saat ini, Siti mengaku cukup meminum dua kali dalam sehari yaitu saat sahur dan setelah berbuka puasa.
“Kalau punya bahan-bahan obat atau tanamannya sendiri memang jadi lebih mudah. Memang lebih baik kalau menanam tanaman sendiri yang nantinya bisa di konsumsi oleh diri sendiri,” tutupnya.