• 23 June 2025

BRIN Lepas Tim Pendahuluan Ekspedisi RIIM e-BiTe

uploads/news/2025/06/brin-lepas-tim-pendahuluan-63439dadd2a7266.jpg

Jagadtani - Ekspedisi Biodiversitas Terestrial (e-BiTe) merupakan platform kolaborasi Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diselenggarakan oleh BRIN melalui Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) dengan pendanaan berasal dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Program pendanaan riset yang berbasis kompetisi dan kompetensi ini bertujuan untuk pengungkapan keanekaragaman hayati Indonesia dengan menghasilkan koleksi ilmiah berupa spesimen dan atau rekaman data ilmiah dalam rangkaian penjelajahan dan penyelidikan lapangan.

Secara khusus, e-BiTe memiliki tujuan untuk mengidentifikasi temuan baru (spesies baru, catatan distribusi baru), memahami interaksi ekologis, dan mengumpulkan data penting untuk pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Kegiatan pertama e-BiTe dilaksanakan oleh ORHL BRIN pada 12 Juni 2025. “Ini merupakan pemberangkatan tim pendahuluan pertama untuk kegiatan e-BiTe pada tahun ini. Kemudian, rencana pendirian stasiun riset harus direncanakan secara detail karena pastinya masih membutuhkan banyak pertimbangan mengingat terdapat berbagai kendala teknis yang pasti akan ada.

Oleh karenanya, tim pendahuluan harus bisa menghasilkan output, salah satunya masukan atas kegiatan detil ekspedisi yang akan dilakukan secara masif pada kegiatan berikutnya,” ungkap Kepala ORHL BRIN, Andes Hamuraby Rozak dalam acara pelepasan tim pendahuluan ekspedisi dan rapat koordinasi teknis periset e-BiTe, Rabu (11/06) di KST Soekarno BRIN, Cibinong.

Andes juga mengatakan, tujuan utama dari ekspedisi tersebut adalah adanya penguatan dan peningkatan kapasitas, termasuk regenerasi dan pembinaan periset dalam bidang sistematika dan evolusi.

Selain itu ekspedisi ini dapat digunakan sebagai platform untuk mengungkap penemuan baru, sehingga e-BiTe tidak hanya dikunci pada satu lokus tertentu, namun dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa e-BiTe tidak hanya dilakukan di Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum saja, namun juga ke kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Lampung, yang akan dilaksanakan setelah penandatanganan kerja sama dengan TWNC dalam waktu dekat.

“Saya berharap platform ini nantinya dapat mencetak periset baru dalam bidang sistematika dan evolusi, khususnya yang akan menjadi sivitas BRIN, dan dapat melengkapi kekurangan kelompok taksa yang belum dipelajari,” tutup Andes.

Sementara Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) BRIN, Arif Nurkanto mengungkapkan, kegiatan e-BiTe didasari oleh kerja sama antara PRBE dan Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, Kementerian Kehutanan (TNBKDS).

PRBE dan TNBKDS akan bekerja sama untuk mengelola kegiatan riset ini selama tiga tahun ke depan. Kegiatan riset lapangan dengan jumlah tim dalam jumlah besar membutuhkan Standard Operating Procedure (SOP) untuk menjamin pelaksanaan ekspedisi. Legalisasi SOP ini akan dilakukan oleh Biro Hukum dan Kerja Sama dan Kepala ORHL BRIN.

“Tim e-BiTe pertama ini terdiri dari 12 periset dalam kegiatannya, sekaligus menyiapkan rencana penandatangan Rencana Pelaksanaan Program dan Rencana Kerja Tahunan dengan pihak TNBKDS dan BKSDA Kalimantan Barat yang sudah selesai dibahas sebelumnya, sebagai wujud implementasi kerja sama antara ORHL BRIN dan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan. Output kegiatan secara keseluruhan program ini berupa publikasi internasional, temuan baru, dan koleksi ilmiah. Meskipun kegiatan pendahuluan ini belum melibatkan mahasiswa, e-BiTe menjadi program penting untuk pengembangan talenta baru bidang biosistematika dan evolusi,” ujar Arif.

Pada kesempatan yang sama dilakukan juga koordinasi teknis ekspedisi yang dipimpin oleh Manajer Ekspedisi, Hari Nugroho. Hari berharap agar ekspedisi dilakukan secara sungguh-sungguh dan para periset dapat bekerja sama sebagai sebuah tim untuk mengelola kegiatan riset lapangan. Selain itu, karena kegiatan tersebut dilakukan dalam kawasan konservasi, maka semua spesimen yang didapatkan harus legal.

“Spesimen yang diambil dan publikasi akan terus terpantau, hal ini juga sebagai bentuk implementasi kerja sama antara PRBE BRIN dengan TNBKDS,” kata Hari. 

Related News