Tauge Alami dari Kismoyoso
Bila biasanya tauge selalu ditanam dengan obat kimia. Petani di Desa Kismoyo, Kecamatan Ngempak, Boyolali, memilih membudidayakan tauge secara alami.
BOYOLALI - Tauge menjadi salah satu jenis sayuran yang cukup digemari banyak orang karena bisa diolah menjadi berbagai makanan. Terlebih jika tauge yang digunakan alami dan tanpa obat apapun. Masyarakat yang berada di Boyolali dan sekitarnya tak perlu khawatir, karena masyarakat di Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali membudidayakan tauge yang alami.
Nama Kismoyoso memang tak asing lagi, pasalnya desa ini bisa dikatakan sebagai gudangnya tauge. Tak terhitung ada berapa jumlah masyarakat yang membudidayakan tauge. Wardino, pembuat tauge di Dusun Ngampu mengatakan orang tua mereka sejak dulu telah membuat tauge yang alami.
Menurut Wardino, tauge yang menggunakan obat memang akan lebih besar, panjang, dan awet. Namun, mereka memilih menghindarinya karena lebih memprioritaskan kesehatan para konsumen. Bagi pria yang telah membuat tauge sekitar enam tahun ini, meski lebih awet, obat kimia yang digunakan akan membahayakan tubuh konsumen.
“Soalnya jaga kesehatan kan lebih utama,” ujarnya.
Alasan tidak menggunakan obat juga disampaikan oleh pembuat tauge yang lain seperti Sarjono. Ia mengatakan bahwa mereka tidak mau menggunakan obat karena pedagang di pasar tidak mau membelinya.
“Kalau kita pakai obat, konsumen gak mau percuma kan gak ada sirkulasi uang,” kata Sarjono.
Tauge yang dibuat tanpa obat memang tidak akan tahan lama seperti yang menggunakan obat. Namun, apabila menggunakan kualitas kacang hijau yang bagus tauge yang dihasilkan bisa tahan selama tiga hari.
“Tergantung kualitas kacangnya, kalau kualitasnya bagus itu jarang rusak. Tapi kalau kualitas kacangnya jelek, kadang-kadang mau dijual busuk,” kata Wardino.
Kualitas tauge juga ditentukan oleh kebersihan air dan kacang hijau. Sebelum direndam kacang hijau harus dibersihkan selama kurang lebih 6 atau 7 kali hingga kacang bersih dari kotoran dan debu.
“Sampai kotorannya debunya biar bersih, kalau gak bersih nanti cepat busuk,” tutur Wardino.
Setelah direndam, kacang hijau harus dibersihkan lagi untuk mengeluarkan kacang yang rusak dan berwarna coklat. Pastikan bahwa kacang hijau yang akan digunakan untuk membuat tauge ialah kacang yang benar-benar bersih dan tidak rusak.
Dalam 20 hari, Wardino dan istrinya menggunakan 1 ton kacang hijau untuk membuat tauge. Dalam 1 kilogram kacang hijau akan menghasilkan 3 kilogram tauge yang siap dijual. Wardino dan Sarjono biasanya menjual ke Pasar Mangu. Biasanya 1 kilogram tauge dijual dengan harga Rp8.500 . (FDT)