Isi WFH dengan Merawat Anggrek
“Mulailah dengan tanaman sederhana dan jangan membeli tanaman jika belum memahaminya.”
TANGERANG SELATAN - Berkebun merupakan salah satu kegiatan yang bisa Sahabat Tani jadikan pilihan dalam mengisi kebosanan ketika harus bekerja di rumah atau work from home (WFH) di tengah pandemi COVID-19 ini.
Selain mengisi kebosanan, berkebun juga bisa memiliki manfaat baik dari segi kesehatan fisik maupun mental.
Di tambah, berkebun juga dapat mengurangi polusi udara.
Baca juga: Merawat Keanggunan Anggrek
Devi (36) warga Perumahan Pondok Pucung Indah, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten ini membagikan pengalamannya selama mengisi waktu luang di tengah pandemi.
Ia menjelaskan untuk memulai berkebun, mulailah dengan kebun yang kecil dan pilih tanaman yang gampang dirawat.
“Mulailah dengan tanaman sederhana dan jangan membeli tanaman jika belum memahaminya. Kalau saya sendiri memilih anggrek untuk ditanam di rumah, karena selain warnanya yang cantik, tanaman ini termasuk yang mudah ditanam di rumah dan cukup menghilangkan rasa bosan,” ujarnya saat ditemui JagadTani.id belum lama ini.
Anggrek sendiri merupakan tanaman hias yang paling umum ditanam.
Ada banyak jenis anggrek dan ragam warna, yang membuatnya tampak cantik bila ada di kebun rumah.
Devi menyebut, di habitat aslinya, anggrek tumbuh seperti gulma.
Untuk hasil terbaik, berikan kondisi yang disukai bunga anggrek.
Baca juga: Kavling Baru Taman Anggrek Ragunan
Beberapa spesies anggrek memiliki preferensi berbeda-beda, tetapi semua butuh keseimbangan cahaya, udara, air, makanan, dan, pot baru untuk berkembang.
“Kalau menanam anggrek menurut yang saya pelajari hal yang paling penting adalah cahaya, walaupun dirawat dengan baik anggrek tidak akan tumbuh jika tidak terkena cahaya yang cukup, lalu sirkulasi udara juga harus mencukupi. Buat angin sepoi-sepoi dengan membuka jendela atau bisa pakai kipas. Karena kalau enggak ada ventilasi, anggrek bisa mati karena busuk, kekurangan karbon dioksida, atau terkena penyakit lain,” tutupnya.
Walau anggrek memang sangat membutuhkan cahaya, tetapi tidak semua jenis anggrek membutuhkan cahaya penuh.
Menurut Hawkes (1965), berdasarkan habitatnya, tanaman anggrek dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu:
Pertama, kelompok anggrek efifit, anggrek yang tumbuh pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan ternaungi dari sinar matahari langsung, contoh: Catleya, Dendrobium, Phalaenopsis, dan Oncidium.
Kedua, kelompok anggrek terestial, anggrek yang tumbuh ditanah dan membutuhkan sinar matahari langsung, contoh: Vanda, Aranthera, Renathera, Arachnis.
Ketiga, kelompok anggrek litofit, anggrek yang tumbuh pada batu batuan dan tahan terhadap sinar matahari penuh, contoh: Dendrobium phalaenopsis.
Keempat, kelompok anggrek saprofit, anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun daun kering dan membutuhkan sedikit sinar matahari, contoh Goodyera sp.
Selain itu, berdasarkan kebutuhan suhu udara, Sessler (1978) dalam Widiastoety (1997) membagi tanaman anggrek ke dalam tiga golongan:
Pertama, anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu 13-18o celsius pada malam hari dan suhu siang hari antara 18-21o celsius seperti, Cymbidium, Phalaenopsis.
Kedua, anggrek tipe sedang yang membutuhkan suhu malam hari 18-20o celsius dan siang hari 27-29o celsius seperti, Dendrobium, Cattleya, Oncidium.
Ketiga, anggrek tipe hangat, suhu malam hari 21-24o celsius, sedangkan siang hari 24-30o celsius seperti Vanda, Arachnis, dan Renanthera.